Kamis, 26 Februari 2015

KISAH NABI ISHAK A.S, DAN NABI YA'KUB A.S

Nabi Ishaq adalah putera nabi Ibrahim dari isterinya Sarah, sedang Nabi Ismail
adalah puteranya dari Hajr, dayang yang diterimanya sebagai hadiah dari Raja
Namrud.
Tentang Nabi Ishaq ini tidak dikisahkan dalan Al-Quran kecuali dalam beberapa
ayat di antaranya adalah ayat 69 sehingga 74 dari surah Hud, seperti berikut:
69." Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami {malaikat-malaikat} telah
datang kepada Ibrahim membawa khabar gembira mereka mengucapkan"selamat".Ibrahim
menjawab:"Selamatlah"maka tidak lama kemudian Ibrahim menjamukan daging anak sapi
yang dipanggang.

70."Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim
memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka.
malaikat itu berkata " Janagan kamu takut sesungguhnya kami adalah
{malaikat-malaikat} yang diuts untuk kaum Luth."

71."dan isterinya berdiri di sampingnya lalu di tersenyum. Maka Kami
sampaikan kepadanya berita gembira akan {kelahiran} Ishaq dan sesudah
Ishaq {lahir pula} Ya'qub."

72.Isterinya berkata " sungguh menghairankan apakah aku akan melahirkan
anak padahal aku adalah seorang perempuan tua dan suamiku pun dalam
keadaan yang sudah tua juga? Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yang
aneh."

73.Para malaikat itu berkata " Apakah kamu merasa hairan tentang
ketetapan Allah? { itu adalah} rahmat Allah dan keberkatan-Nya dicurahkan
atas kamu hai ahlulbait! sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha
Pemurah. "

74."Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah
datang kepadanya dia pun bersoal jawab dengan {malaikat- malaikat} Kami
tentang kaum Luth." { Hud : 69 ~ 74 }

Selain ayat-ayat yang tersebut di atas yang membawa  berita  akan lahirnya
Nabi Ishaq daripada kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia yang menurut
sementara riwayat bahawa usianya pada waktu itu sudah mencapai sembilan
puluh tahun, terdapat beberapa  ayat yang menetapkan kenabiannya  di
antaranya ialah ayat 49 surah "Maryam" sebagai berikut:
" Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang
meerka sembah selain Allah Kami anugerahkan kepadanya Ishaq dan Ya'qup.
Dan masing-masingnya Kami angkat menjadi nabi."
Dan ayat 112 dan 113 surah "Ash-Shaffaat" sebagai berikut :
" 112. Dan Kami dia khabar gembira dengan {kelahiran} Ishaq seorang nabi
yang termasuk orang-orang yang soleh. 113. Kami limpahkan keberkatan
atasnya dan atas Ishaq. Dan di antara anak cucunya ada yang berbuat baik
dan ada {pula} yang zalim terhadap dirinya dengan nyata."
Catatan Tambahan
Diriwayatkan bahawa Nabi Ibrahim wafat pada usia 175 tahun. Nabi Ismail pada
usia 137 tahun dan Nabi Ishaq pada usia 180 tahun.
Al-Qur'an al-Karim hanya  menyebutkan sekilas tentang kisah Nabi Ishak.
Kelahiran nabi ini membawa  suatu kejadian yang luar biasa di mana para
malaikat menyampaikan berita gembira  tentang kelahirannya. Kelahirannya
terjadi setelah beberapa tahun dari kelahirannya Nabi Ismail, saudaranya. Had
Sarah sangat senang dengan kelahiran Ishak dan kelahiran putranya Yakub as.
Tetapi kita tidak mengetahui bagaimana kehidupan Nabi Ishak dan bagaimana
kaumnya  bersikap padanya. Yang kita ketahui hanya, bahawa  Allah s.w.t
memujinya sebagai seorang nabi dari orang-orang yang soleh.
Adapun Yakub, ia  adalah Nabi pertama yang berasal dari sulbinya. Beliau
adalah Yakub bin Ishak bin Ibrahim. Namanya adalah Israil ia adalah seorang
Nabi yang diutus bagi kaumnya. Allah s.w.t menyebutkan tiga  bagian dari
kisahnya. Berita gembira tentang kelahirannya disampaikan oleh para malaikat
kepada datuknya Ibrahim dan Sarah neneknya. Allah s.w.t juga menyebutkan
wasiatnya saat ia meninggal. Dan Allah s.w.t akan menyebutkannya setelah itu
-
tanpa mengisyaratkan namanya - dalam kisah Nabi Yusuf. Melalui wasiatnya
tersebut, kita  dapat mengetahui tingkat ketakwaannya. Kita mengetahui
bahawa  kematian adalah suatu bencana yang akan menghancurkan manusia
sehingga karenanya  manusia  menjadi lupa  terhadap namanya  dan ia  hanya
ingat terhadap penderitaan dan kesusahannya, tetapi Nabi Yakub tidak lupa
saat ia  menjemput kematian untuk berdoa  kepada  Allah s.w.t. Allah s.w.t
berfirman:
"Adakah hamu hadir ketika Yakub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia
berkata kepada anak-anaknya: 'Apa yang kamu sembah sepeninggalku?'
Mereka menjawab: 'Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek
mayangmu, Ibrahim, Ismail, dan Ishah, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan
kami hanya tunduk kepada-Nya. " (QS. al- Baqarah: 133)
Peristiwa  ini yang terjadi antara  Nabi Yakub dan anak-anaknya  di saat
menjelang kematian adalah peristiwa  yang sangat besar. Kita  di hadapan
seseorang yang menghadapi sakaratul maut. Apakah masalah yang
menyibukkan fikirannya  di saat sakaratul maut? Apakah fikiran-fikiran yang
selalu mengganggunya saat sakaratul maut? Apakah perkara penting yang harus
disampaikannya  sehingga  hatinya  menjadi tenang sebelum kematiannya?
Apakah warisan yang ingin ditinggalkannya  kepada  anak-anaknya dan
cucu-cucunya? Apakah sesuatu yang ingin disampaikannya sebelum kematiannya
yang dapat menjamin keselamatan manusia? Anda  akan
menemukan jawaban dari semua  pertanyaan itu saat beliau bertanya: "Apa
yang kalian sembah sepeninggalku?" Pertanyaan itulah yang sangat merisaukan
beliau saat menghadapi sakaratul maut. Yaitu masalah keimanan kepada Allah
s.w.t. la adalah masalah satu-satunya  dan ia  merupakan warisan hakiki.
Anak-anak Israil menjawab: "Kami menyembah Tuhanmu dan Tuhanayah-ayahmu
Ibrahim, Ismail, dan Ishak. Yaitu Tuhan yang Maha Esa dan kami akan berserah
diri pada-Nya."

Telah terdapat dalil yang kuat yang menunjukkan bahawa mereka diutus untuk
menyebarkan Islam. Jika  mereka  (anak-anak Israil) keluar dari Islam, maka
mereka  bererti keluar dari rahmat Allah s.w.t dan jika  mereka  tetap
mempertahankannya, maka mereka akan mendapatkan rahmat.
Yakub meninggal dan ia  bertanya  kepada  anak-anaknya  tentang Islam, di mana ia
merasa  tenang atas akidah mereka. Sebelum kematiannya, ia  mendapatkan
ujian berat berkenaan dengan anaknya  Yusuf. Yusuf adalah seorang Nabi
seperti Yakub di mana Allah s.w.t mengutusnya pada penduduk Mesir.

KISAH NABI ISMAIL A.S.

Nabi Ibrahim yang berhijrah meninggalkan Mesir bersama Sarah, isterinya dan Hajar,
dayangnya di tempat tujuannya di Palestin. Ia telah membawa pindah juga semua binatang
ternakannya dan harta miliknya yang telah diperolehinya sebagai hasil usaha niaganya di
Mesir. Al-Bukhari meriwayatkan daripada Ibnu Abbas r.a. berkata:
"Pertama-tama yang menggunakan setagi {setagen} ialah Hajar ibu Nabi Ismail tujuan
untuk menyembunyikan kandungannya dari Siti Sarah yang telah lama berkumpul dengan
Nabi Ibrahim a.s. tetapi belum juga hamil. Tetapi walaubagaimana pun juga akhirnya
terbukalah rahsia yang disembunyikan itu dengan lahirnya Nabi Ismail a.s. Dan sebagai
lazimnya seorang isteri sebagai Siti Sarah merasa telah dikalahkan oleh Siti Hajar sebagai
seorang dayangnya yang diberikan kepada Nabi Ibrahim a.s. Dan sejak itulah Siti Sarah
merasakan bahawa Nabi Ibrahim a.s. lebih banyak mendekati Hajar kerana merasa sangat
gembira dengan puteranya yang tunggal dan pertama itu, hal ini yang menyebabkan
permulaan ada keratakan dalam rumahtangga Nabi Ibrahim a.s. sehingga Siti Sarah
merasa tidak tahan hati jika melihat Siti Hajar dan minta pada Nabi Ibrahim a.s. supaya
menjauhkannya dari matanya dan menempatkannya di lain tempat."
Untuk sesuatu hikmah yang belum diketahui dan disadari oleh Nabi Ibrahim Allah s.w.t.
mewahyukan kepadanya agar keinginan dan permintaan Sarah isterinya dipenuhi dan
dijauhkanlah Ismail bersama Hajar ibunya dan Sarah ke suatu tempat di mana yang ia akan
tuju dan di mana Ismail puteranya bersama ibunya akan ditempatkan dan kepada siapa
akan ditinggalkan.
Maka dengan tawakkal kepada Allah berangkatlah Nabi Ibrahim meninggalkan rumah
membawa Hajar dan Ismail yang diboncengkan di atas untanya tanpa tempat tujuan yang
tertentu. Ia hanya berserah diri kepada Allah yang akan memberi arah kepada binatang
tunggangannya. Dan berjalanlah unta Nabi Ibrahim dengan tiga hamba Allah yang berada
di atas punggungnya keluar kota masuk ke lautan pasir dan padang terbuka di mana terik
matahari dengan pedihnya menyengat tubuh dan angin yang kencang
menghembur-hamburkan debu-debu pasir.
Ismail dan ibunya Hajar ditinggalkan di Makkah
Setelah berminggu-minggu berada dalam perjalanan jauh yang memenatkan, tibalah pada
akhirnya Nabi Ibrahim bersama Ismail dan ibunya di Makkah kota suci dimana Kaabah
didirikan dan menjadi kiblat manusia dari seluruh dunia. Di tempat di mana Masjidil Haram
sekarang berada, berhentilah unta Nabi Ibrahim mengakhiri perjalanannya dan di situlah ia
meninggalkan Hajar bersama puteranya dengan hanya dibekali dengan serantang bekal
makanan dan minuman sedangkan keadaan sekitarnya tiada tumbuh-tumbuhan, tiada air
mengalir, yang terlihat hanyalah batu dan pasir kering. Alangkah sedih dan cemasnya Hajar
ketika akan ditinggalkan oleh Ibrahim seorang diri bersama dengan anaknya yang masih
kecil di tempat yang sunyi senyap dari segala-galanya kecuali batu gunung dan pasir. Ia
seraya merintih dan menangis, memegang kuat-kuat baju Nabi Ibrahim memohon belas
kasihnya, janganlah ia ditinggalkan seorang diri di tempat yang kosong itu, tiada seorang
manusia, tiada seekor binatang, tiada pohon dan tidak terlihat pula air mengalir, sedangkan
ia masih menanggung beban mengasuh anak yang kecil yang masih menyusu. Nabi
Ibrahim mendengar keluh kesah Hajar merasa tidak tergamak meninggalkannya seorang
diri di tempat itu bersama puteranya yang sangat disayangi akan tetapi ia sedar bahwa apa
yang dilakukan nya itu adalah kehendak Allah s.w.t. yang tentu mengandungi hikmat yang
masih terselubung baginya dan ia sedar pula bahawa Allah akan melindungi Ismail dan
ibunya dalam tempat pengasingan itu dan segala kesukaran dan penderitaan. Ia berkata
kepada Hajar:
"Bertawakkallah kepada Allah yang telah menentukan kehendak-Nya, percayalah kepada
kekuasaan-Nya dan rahmat-Nya. Dialah yang memerintah aku membawa kamu ke sini dan
Dialah yang akan melindungi mu dan menyertaimu di tempat yang sunyi ini. Sesungguh
kalau bukan perintah dan wahyunya, tidak sesekali aku tergamak meninggalkan kamu di
sini seorang diri bersama puteraku yang sangat ku cintai ini. Percayalah wahai Hajar bahwa
Allah Yang Maha Kuasa tidak akan melantarkan kamu berdua tanpa perlindungan-Nya.
Rahmat dan barakah-Nya akan tetap turun di atas kamu untuk selamanya, insya-Allah."
Mendengar kata-kata Ibrahim itu segeralah Hajar melepaskan genggamannya pada baju
Ibrahim dan dilepaskannyalah beliau menunggang untanya kembali ke Palestin dengan
iringan air mata yang bercurahan membasahi tubuh Ismail yang sedang menetak. Sedang
Nabi Ibrahim pun tidak dapat menahan air matanya keetika ia turun dari dataran tinggi
meninggalkan Makkah menuju kembali ke Palestin di mana isterinya Sarah dengan
puteranya yang kedua Ishak sedang menanti. Ia tidak henti-henti selama dalam perjalanan
kembali memohon kepada Allah perlindungan, rahmat dan barakah serta kurniaan rezeki
bagi putera dan ibunya yang ditinggalkan di tempat terasing itu. Ia berkata dalam doanya:"
Wahai Tuhanku! Aku telah tempatkan puteraku dan anak-anak keturunannya di dekat
rumah-Mu (Baitullahil Haram) di lembah yang sunyi dari tanaman dan manusia agar
mereka mendirikan solat dan beribadat kepada-Mu. Jadikanlah hati sebahagian manusia
cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan yang lazat,
mudah-mudahan mereka bersyukur kepada-Mu."
Mata air Zamzam
Sepeninggal Nabi Ibrahim tinggallah Hajar dan puteranya di tempat yang terpencil dan
sunyi itu. Ia harus menerima nasib yang telah ditakdirkan oleh Allah atas dirinya dengan
kesabaran dan keyakinan penuh akan perlindungan-Nya. Bekalan makanan dan minuman
yang dibawanya dalam perjalanan pada akhirnya habis dimakan selama beberapa hari
sepeninggalan Nabi Ibrahim. Maka mulailah terasa oleh Hajar beratnya beban hidup yang
harus ditanggungnya sendiri tanpa bantuan suaminya. Ia masih harus meneteki anaknya,
namun air teteknya makin lama makin mengering disebabkan kekurangan makan. Anak
yang tidak dapat minuman yang memuaskan dari tetek ibunya mulai menjadi cerewet dan
tidak henti-hentinya menangis. Ibunya menjadi panik, bingung dan cemas mendengar
tangisan anaknya yang sgt menyayat hati itu. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri serta lari ke
sana ke sini mencari sesuap makanan atau seteguk air yang dapat meringankan
kelaparannya dan meredakan tangisan anaknya, namun sia-sialah usahanya. Ia pergi
berlari harwalah menuju bukit Shafa kalau-kalau ia boleh mendapatkan sesuatu yang dapat
menolongnya tetapi hanya batu dan pasir yang didapatnya disitu, kemudian dari bukit Shafa
ia melihat bayangan air yang mengalir di atas bukit Marwah dan larilah ia berharwahlah ke
tempat itu namun ternyata bahawa yang disangkanya air adalha fatamorangana {bayangan}
belaka dan kembalilah ke bukit Shafa karena mendengar seakan-akan ada suara yang
memanggilnya tetapi gagal dan melesetlah dugaannya. Demikianlah maka kerana
dorongan hajat hidupnya dan hidup anaknya yang sangat disayangi, Hajar mundar-mundir
berlari sampai tujuh kali antara bukit Shafa dan Marwah yang pada akhirnya ia duduk
termenung merasa penat dan hampir berputus asa.
Diriwayatkan bahawa selagi Hajar berada dalam keadaan tidak berdaya dan hampir
berputus asa kecuali dari rahmat Allah dan pertolongan-Nya datanglah kepadanya malaikat
Jibril bertanya: "Siapakah sebenarnya engkau ini?" "Aku adalah hamba sahaya Ibrahim",
jawab Hajar. "Kepada siapa engkau dititipkan di sini?" tanya Jibril. "Hanya kepada
Allah",jawab Hajar. Lalu berkata Jibril: "Jika demikian, maka engkau telah dititipkan kepada
Dzat Yang Maha Pemurah Lagi Maha Pengasih, yang akan melindungimu, mencukupi
keperluan hidupmu dan tidak akan mensia-siakan kepercayaan ayah puteramu
kepada-Nya."
Kemudian diajaklah Hajar mengikutinya pergi ke suatu tempat di mana Jibril menginjakkan
telapak kakinya kuat-kuat di atas tanah dan segeralah memancur dari bekas telapak kaki itu
air yang jernih dengan kuasa Allah. Itulah dia mata air Zamzam yang sehingga kini
dianggap keramat oleh jemaah haji, berdesakan sekelilingnya bagi mendapatkan setitik
atau seteguk air daripadanya dan kerana sejarahnya mata air itu disebut orang "Injakan
Jibril".
Alangkah gembiranya dan lega dada Hajar melihat air yang mancur itu. Segera ia
membasahi bibir puteranya dengan air keramat itu dan segera pula terlihat wajah puteranya
segar kembali, demikian pula wajah si ibu yang merasa sangat bahagia dengan datangnya
mukjizat dari sisi Tuhan yang mengembalikan kesegaran hidup kepadanya dan kepada
puteranya sesudah dibayang-bayangi oleh bayangan mati kelaparan yang mencekam dada.
Mancurnya air Zamzam telah menarik burung-burung berterbangan mengelilingi daerah itu
menarik pula perhatian sekelompok bangsa Arab dari suku Jurhum yang merantau dan
sedang berkhemah di sekitar Makkah. Mereka mengetahui dari pengalaman bahawa di
mana ada terlihat burung di udara, nescaya dibawanya terdapat air, maka diutuslah oleh
mereka beberapa orang untuk memeriksa kebenaran teori ini. Para pemeriksa itu pergi
mengunjungi daerah di mana Hajar berada, kemudian kembali membawa berita gembira
kepada kaumnya tentang mata air Zamzam dan keadaan Hajar bersama puteranya.
Segera sekelompok suku Jurhum itu memindahkan perkhemahannya ke tempat sekitar
Zamzam, di mana kedatangan mereka disambut dengan gembira oleh Hajar kerana
adanya sekelompok suku Jurhum di sekitarnya, ia memperolehi jiran-jiran yang akan
menghilangkan kesunyian dan kesepian yang selama ini dirasakan di dalam hidupnya
berduaan dengan puteranya saja.
Hajar bersyukur kepada Allah yang dengan rahmatnya telah membuka hati orang-orang itu
cenderung datang meramaikan dan memecahkan kesunyian lembah di mana ia
ditinggalkan sendirian oleh Ibrahim.

Ismail Bantu Bapanya (Nabi Ibrahim A.S) Bina Kaabah
Nabi Ismail dibesarkan di Makkah (pekarangan Kaabah). Apabila dewasa beliau berkahwin
dengan wanita daripada puak Jurhum. Walaupun tinggal di Makkah, Ismail sering
dikunjungi bapanya.
Pada satu ketika, bapanya menerima wahyu daripada Allah supaya membina Kaabah.
Perkara itu disampaikan kepada anaknya. Ismail berkata: _Kerjakanlah apa yang
diperintahkan Tuhanmu kepadamu dan aku akan membantumu dalam pekerjaan mulia
itu._Ketika membina Kaabah, Nabi Ibrahim berkata kepada Ismail: _Bawakan batu yang baik
kepadaku untuk aku letakkan di satu sudut supaya ia menjadi tanda kepada
manusia._Kemudian Jibril memberi ilham kepada Ismail supaya mencari batu hitam untuk
diserahkan kepada Nabi Ibrahim.Setiap kali bangun, mereka berdoa: _Wahai Tuhan kami,
terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui._Bangunan (Kaabah) itu menjadi tinggi dan Ibrahim makin lemah untuk
mengangkat batu. Dia berdiri di satu sudut, kini dikenali Makam Ibrahim.
Nabi Ibrahim sering berulang-alik mengunjungi anaknya. Pada satu hari, beliau tiba di
Makkah dan mengunjungi rumah anaknya.Bagaimanapun, Ismail tiada di rumah ketika itu
melainkan isterinya. Isteri Ismail tidak mengenali orang tua itu adalah bapa Ismail.Apabila
Nabi Ibrahim bertanya isteri Nabi Ismail mengenai suaminya itu, beliau diberitahu anaknya
keluar berburu. Seterusnya Nabi Ibrahim bertanya keadaan mereka berdua. Isterinya
berkata: _Kami berada dalam kesempitan._Nabi Ibrahim berkata: _Apakah kamu
mempunyai jamuan, makanan dan minuman?_ Dijawab isteri Ismail: _Aku tidak
mempunyainya, malah apa pun tiada._Kelakukan isteri Nabi Ismail itu tidak manis
dipandang Nabi Ibrahim kerana kelihatan tidak reda dengan pemberian Allah dan jemu
untuk hidup bersama suaminya. Malah, dia kelihatan bersifat kedekut kerana tidak
mengalu-alukan kedatangan tetamu.Akhirnya Nabi Ibrahim berkata kepada isteri anaknya:
_Jika suamimu kembali, sampaikanlah salamku kepadanya dan katakan kepadanya supaya
dia menggantikan pintunya._
Selepas itu Nabi Ibrahim beredar dari situ. Sejurus kemudian, Nabi Ismail pulang ke rumah
dengan hati gembira kerana dia menganggap tiada perkara tidak diingini berlaku sepanjang
ketiadaannya di rumah. Nabi Ismail bertanya isterinya: _Apakah ada orang datang menemui
kamu?_Isterinya berkata: _Ya, ada orang tua kunjungi kita._ Ismail berkata: _Apakah dia
mewasiatkan sesuatu kepadamu?_ Isterinya berkata: _Ya, dia menyuruhku menyampaikan
salam kepadamu dan memintaku mengatakan kepadamu supaya menggantikan
pintumu._Ismail berkata: _Dia adalah bapaku. Sesungguhnya dia menyuruhku supaya
menceraikanmu, maka kembalilah kepada keluargamu._Selepas menceraikan isterinya,
Nabi Ismail berkahwin lain, kali ini dengan seorang lagi wanita daripada kaum Jurhum. Isteri
baru itu mendapat keredaan bapanya kerana pandai menghormati tetamu, tidak
menceritakan perkara yang menjatuhkan maruah suami dan bersyukur dengan nikmat
Allah. Ismail hidup bersama isteri barunya itu hingga melahirkan beberapa anak.
Nabi Ismail mempunyai 12 anak lelaki dan seorang anak perempuan yang dikahwinkan
dengan anak saudaranya, iaitu Al-_Ish bin Ishak. Daripada keturunan Nabi Ismail lahir Nabi
Muhammad s.a.w. Keturunan Nabi Ismail juga mewujudkan bangsa Arab Musta_ribah.

Nabi Ismail sebagai Qurban
Nabi Ibrahim dari masa ke semasa pergi ke Makkah untuk mengunjungi dan menjenguk
Ismail di tempat pengasingannya bagi menghilangkan rasa rindu hatinya kepada puteranya
yang ia sayangi serta menenangkan hatinya yang selalu rungsing bila mengenangkan
keadaan puteranya bersama ibunya yang ditinggalkan di tempat yang tandus, jauh dari
masyarakat kota dan pengaulan umum.
Sewaktu Nabi Ismail mencapai usia remajanya Nabi Ibrahim a.s. mendapat mimpi bahwa ia
harus menyembelih Ismail puteranya. Dan mimpi seorang nabi adalah salah satu dari
cara-cara turunnya wahyu Allah, maka perintah yang diterimanya dalam mimpi itu harus
dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim. Ia duduk sejurus termenung memikirkan ujian yang maha
berat yang ia hadapi. Sebagai seorang ayah yang dikurniai seorang putera yang sejak
puluhan tahun diharap-harapkan dan didambakan, seorang putera yang telah mencapai
usia di mana jasa-jasanya sudah dapat dimanfaatkan oleh si ayah, seorang putera yang
diharapkan menjadi pewarisnya dan penyampung kelangsungan keturunannya, tiba-tiba
harus dijadikan qurban dan harus direnggut nyawa oleh tangan si ayah sendiri.
Namun ia sebagai seorang Nabi, pesuruh Allah dan pembawa agama yang seharusnya
menjadi contoh dan teladan bagi para pengikutnya dalam bertaat kepada Allah,
menjalankan segala perintah-Nya dan menempatkan cintanya kepada Allah di atas cintanya
kepada anak, isteri, harta benda dan lain-lain. Ia harus melaksanakan perintah Allah yang
diwahyukan melalui mimpinya, apa pun yang akan terjadi sebagai akibat pelaksanaan
perintah itu.
Sungguh amat berat ujian yang dihadapi oleh Nabi Ibrahim, namun sesuai dengan firman
Allah yang bermaksud: "Allah lebih mengetahui di mana dan kepada siapa Dia
mengamanatkan risalahnya". Nabi Ibrahim tidak membuang masa lagi, berazam (niat) tetap
akan menyembelih Nabi Ismail puteranya sebagai qurban sesuai dengan perintah Allah
yang telah diterimanya. Dan berangkatlah serta merta Nabi Ibrahim menuju ke Makkah
untuk menemui dan menyampaikan kepada puteranya apa yang Allah perintahkan.
Nabi Ismail sebagai anak yang soleh yang sangat taat kepada Allah dan bakti kepada orang
tuanya, ketika diberitahu oleh ayahnya maksud kedatangannya kali ini tanpa ragu-ragu dan
berfikir panjang berkata kepada ayahnya:
"Wahai ayahku! Laksanakanlah apa yang telah diperintahkan oleh Allah kepadamu. Engkau
akan menemuiku insya-Allah sebagai seorang yang sabar dan patuh kepada perintah. Aku
hanya meminta dalam melaksanakan perintah Allah itu, agar ayah mengikatku kuat-kuat
supaya aku tidak banyak bergerak sehingga menyusahkan ayah, kedua agar
menanggalkan pakaianku supaya tidak terkena darah yang akan menyebabkan
berkurangnya pahalaku dan terharunya ibuku bila melihatnya, ketiga tajamkanlah parangmu
dan percepatkanlah perlaksanaan penyembelihan agar menringankan penderitaan dan rasa
pedihku, keempat dan yang terakhir sampaikanlah salamku kepada ibuku berikanlah
kepadanya pakaian ku ini untuk menjadi penghiburnya dalam kesedihan dan tanda mata
serta kenang-kenangan baginya dari putera tunggalnya."
Kemudian dipeluknyalah Ismail dan dicium pipinya oleh Nabi Ibrahim seraya berkata:
"Bahagialah aku mempunyai seorang putera yang taat kepada Allah, bakti kepada orang
tua yang dengan ikhlas hati menyerahkan dirinya untuk melaksanakan perintah Allah".
Saat penyembelihan yang mengerikan telah tiba. Diikatlah kedua tangan dan kaki Ismail,
dibaringkanlah ia di atas lantai, lalu diambillah parang tajam yang sudah tersedia dan
sambil memegang parang di tangannya, kedua mata nabi Ibrahim yang tergenang air
berpindah memandang dari wajah puteranya ke parang yang mengilap di tangannya,
seakan-akan pada masa itu hati beliau menjadi tempat pertarungan antara perasaan
seorang ayah di satu pihak dan kewajiban seorang rasul di satu pihak yang lain. Pada
akhirnya dengan memejamkan matanya, parang diletakkan pada leher Nabi Ismail dan
penyembelihan di lakukan . Akan tetapi apa daya, parang yang sudah demikian tajamnya
itu ternyata menjadi tumpul dileher Nabi Ismail dan tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya dan sebagaimana diharapkan.
Kejadian tersebut merupakan suatu mukjizat dari Allah yang menegaskan bahwa perintah
perkorbanan Ismail itu hanya suatu ujian bagi Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sampai sejauh
mana cinta dan taat mereka kepada Allah. Ternyata keduanya telah lulus dalam ujian yang
sangat berat itu. Nabi Ibrahim telah menunjukkan kesetiaan yang tulus dengan perkorbanan
puteranya. untuk berbakti melaksanakan perintah Allah sedangkan Nabi Ismail tidak sedikit
pun ragu atau bimbang dalam memperagakan kebaktiannya kepada Allah dan kepada
orang tuanya dengan menyerahkan jiwa raganya untuk dikorbankan, sampai-sampai terjadi
seketika merasa bahwa parang itu tidak lut memotong lehernya, berkatalah ia kepada
ayahnya:" Wahai ayahku! Rupa-rupanya engkau tidak sampai hati memotong leherku
karena melihat wajahku, cubalah telangkupkan aku dan laksanakanlah tugasmu tanpa
melihat wajahku. "Akan tetapi parang itu tetap tidak berdaya mengeluarkan setitik darah
pun dari daging Ismail walau ia telah ditelangkupkan dan dicuba memotong lehernya dari
belakang.
Dalam keadaan bingung dan sedih hati, kerana gagal dalam usahanya menyembelih
puteranya, datanglah kepada Nabi Ibrahim wahyu Allah dengan firmannya: "Wahai Ibrahim!
Engkau telah berhasil melaksanakan mimpimu, demikianlah kami akan membalas
orang-orang yang berbuat kebajikkan". Kemudian sebagai tebusan ganti nyawa, Ismail
telah diselamatkan itu, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim menyembelih seekor kambing
yang telah tersedia di sampingnya dan segera dipotong leher kambing itu oleh beliau
dengan parang yang tumpul di leher puteranya Ismail itu. Dan inilah asal permulaan sunnah
berqurban yang dilakukan oleh umat Islam pada tiap Hari Raya Aidiladha di seluruh pelosok
dunia.

KISAH NABI LUTH A.S


Nabi Luth adalah anak saudara kepada Nabi Ibrahim a.s. iaitu ayahnya yang bernama
Hasan bin Tareh. Nabi Luth diutuskan sebagai rasul kepada satu kaum yang mendiami
sepanjang timur laut (Dari Israel - Yordania), Laut Mati. Ibukota Sodom terletak di Utara
Basin [1], Laut Mati.

Hampir keseluruhan kaum ini mengamalkan gaya hidup songsang, iaitu melakukan
hubungan kelamin sesama sejenis iaitu lelaki dengan lelaki yakni meninggalkan
perempuan. Perbuatan ini merupakan sesuatu penyelewengan fitrah yang amat buruk. Nabi
Luth telah menyeru mereka untuk menghentikan perbuatan tersebut disamping
menyampaikan seruan-seruan Allah, tetapi mereka mengabaikannya dan malah mereka
mengingkari kenabiannya. Akhirnya, kaum Nabi Luth dimusnahkan dengan bencana yang
sangat mengerikan dan dahsyat. Kejadian ini berlaku pada kira-kira tahun 1800 sebelum
Masihi.
Kisah Nabi Allah Luth a.s. mengikut Islam
Di dalam Kitab Al-quran menceritakan kisah Nabi Luth yang menasihati kepada kaumnya
sepertimana dalam Surah Asy-Syuara;
26:160 "Kaum Luth telah mendustakan para Rasul"
27:161 "Ketika saudara mereka Luth berkata kepada mereka,"Mengapa kamu tidak
bertakwa?"
27:162 "Sungguh, aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,"
27:163 "Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepada ku"
27:164 "Dan aku tidak meminta upah kepadamu atas ajakan itu, upahku hanyalah dari
Tuhan seluruh alam"
27:165 "Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki (Homoseks) di antara manusia"
27:166 "dan kamu tinggalkan (perempuan) yang diciptakan Tuhan untuk dijadikan sebagai
isteri kamu? Kamu memang orang-orang yang melampaui batas'
27:167 " Mereka menjawab, " Wahai Luth! Jika engkau tidak berhenti, engkau termasuk
orang-orang yang terusir"
27:168 " Dia (Luth) berkata, " Aku sungguh benci kepada perbuatan mu"
Kaum Luth telah mengancam Nabi Luth dan membencinya kerana mengajak kaumnya
beriman. Ayat seterusnya dalam kitab Al-quran dikisahkan dalam Surah Al-Araf:
_Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah ) tatkala dia berkata
kepada mereka: _Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah
dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu?_. Sesungguhnya kamu mendatangi
lelaki untuk melampiaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu
ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan:
_Usirlah mereka (Luth dan para pengikutnya) dari kotamu ini, sesungguhnya mereka adalah
orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri ._ (QS. Al A'raaf, 7: 80-82) !
[sunting] Nabi Luth Diutuskan Oleh Allah Kepada Rakyat Sadom
Masyarakat Sadum adalah masyarakat yang rendah paras moralnya dan rosak akhlak.
Masyarakat Sadum tidak mempunyai pegangan agama atau nilai kemanusiaan yang
beradab. Maksiat dan kemungkaran bermaharajalela dalam pergaulan hidup mereka.
Pencurian dan perampasan harta milik merupakan kejadian hari-hari di mana yang kuat
menjadi kuasa sedang yang lemah menjadi korban penindasan dan perlakuan
sewenang-wenang. Maksiat yang paling menonjol yang menjadi ciri khas hidup mereka
adalah perbuatan homoseksual {liwat} di kalangan lelakinya dan lesbian di kalangan
wanitanya. Kedua-dua jenis kemungkaran ini begitu bermaharajalela di dalam masyarakat
sehinggakan ia merupakan suatu kebudayaan bagi kaum Sadum.
Seorang pendatang yang masuk ke Sadum tidak akan selamat dari diganggu oleh mereka.
Jika ia membawa barang-barang yang berharga maka dirampaslah barang-barangnya, jika
ia melawan atau menolak menyerahkannya maka nyawanya tidak akan selamat. Akan
tetapi jika pendatang itu seorang lelaki yang bermuka tampan dan berparas elok maka ia
akan menjadi rebutan di antara mereka dan akan menjadi korban perbuatan keji lelakinya
dan sebaliknya jika si pendatang itu seorang perempuan muda maka ia menjadi mangsa
bagi pihak wanitanya pula.
Kepada masyarakat yang sudah sedemikian rupa keruntuhan moralnya dan sedemikian
paras penyakit sosialnya diutuslah nabi Luth sebagai pesuruh dan Rasul-Nya untuk
mengangkat mereka dari lembah kenistaan ,kejahilan dan kesesatan serta membawa
mereka alam yang bersih ,bermoral dan berakhlak mulia. Nabi Luth mengajak mereka
beriman dan beribadah kepada Allah meninggalkan kebiasaan mungkar menjauhkan diri
dari perbuatan maksiat dan kejahatan yang diilhamkan oleh iblis dan syaitan. Ia memberi
penerangan kepada mereka bahwa Allah telah mencipta mereka dan alam sekitar mereka
tidak meredhai amal perbuatan mereka yang mendekati sifat dan tabiat kebinatangan dan
tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan bahwa Allah akan memberi ganjaran
setimpal dengan amal kebajikan mereka. Yang berbuat baik dan beramal soleh akan
diganjar dengan syurga di akhirat sedang yang melakukan perbuatan mungkar akan di
balaskannya dengan memasukkannya ke dalam neraka Jahanam.
Nabi Luth berseru kepada mereka agar meninggalkan adat kebiasaan iaitu melakukan
perbuatan homoseksual dan lesbian. Luth menyatakan perbuatan itu bertentangan dengan
fitrah dan hati nurani manusia serta menyalahi hikmah yang terkandung didalam penciptaan
manusia menjadi dua jenis iaitu lelaki dan wanita. Juga kepada mereka di beri nasihat dan
diajukan supaya menghormati hak dan milik masing-masing dengan meninggalkan
perbuatan perampasan, perompakan serta pencurian yang selalu mrk lakukan di antara
sesama mereka dan terutama kepada pengunjung yang datang ke Sadum. Diterangkan
bahawa perbuatan-perbuatan itu akan merugikan mereka sendiri, kerana perbuatan itu
akan menimbulkan kekacauan dan ketidak amanan di dalam negeri sehingga
masing-masing dari mereka tidak merasa aman dan tenteram dalam hidupnya.
Demikianlah Nabi Luth, melaksanakan dakwahnya sesuai dengan tugas risalahnya.Ia tidak
henti-henti menggunakan setiap kesempatan dan dalam tiap pertemuan dengan kaumnya
secara berkelompok atau secara berseorangan mengajak agak mereka beriman dan
percaya kepada Allah dan menyembah-Nya. Diajaknya Luth terhadap kaumnya untuk
melakukan amal soleh dan meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar. Akan tetapi
keruntuhan moral dan kerusakan akhlak sudah hidup lama di dalam pergaulan sosial
mereka dan pengaruh hawa nafsu dan penyesatan syaitan sudah begitu kuat menguasai
tindak-tanduk mereka, maka dakwah dan ajakkan Nabi Luth yyang dilaksanakan dengan
kesabaran dan ketekunan tidak mendapat tempat di dalam hati dan fikiran mereka dan
berlalu laksana suasana teriakan di tengah-tengah padang pasir .Telinga-telinga mereka
sudah menjadi pekak bagi ajaran-ajaran Nabi Luth sedang hati dan fikiran mereka sudah
tersumbat rapat dengan ajaran -ajaran syaitan dan iblis.
Akhirnya kaum Luth merasa dan kesal hati mendengar dakwah dan nasihat-nasihat Nabi
Luth yang tidak putus-putus itu dan minta agar ia menghentikan aksi dakwahnya atau
menghadapi pengusir dirinya dari sadum bersama semua keluarganya. dari pihak Nabi Luth
pun sudah tidak ada harapan lagi masyarakat Sadum dapat terangkat dari lembah
kesesatan dan keruntuhan moral mereka dan bahawa meneruskan dakwah kepada mereka
yang sudah buta-tuli hati dan fikiran serta mensia-siakan masa. Ubat satu-satunya, menurut
fikiran Nabi Luth untuk mencegah penyakit akhlak itu yang sudah parah itu menular kepada
tetangga-tetangga dekatnya, ialah dengan membasmikan mereka dari atas bumi sebagai
pembalasan ke atas terhadap kekerasan kepala mereka juga untuk menjadi ibrah dan
pengajaran umat-umat disekelilingnya. beliau memohon kepada Allah agar kepada
kaumnya masyarakat Sadum diberi pengajaran berupa azab di dunia sebelum azab yang
menanti mereka di akhirat kelak.
Tetamu Nabi Ibrahim dan Nabi Luth
Permohonan Nabi Luth dan doanya diperkenankan dan dikabulkan oleh Allah s.w.t.
Dikirimkanlah kepadanya tiga orang malaikat menyamar sebagai manusia biasa. Mereka
adalah malaikat yang bertemu kepada Nabi Ibrahim dengan membawa berita gembira atas
kelahiran Nabi Ishaq, dan memberitahu kepada mrk bahwa dia adalah utusan Allah dengan
tugas menurunkan azab kepada kaum Luth penduduk kota Sadum. Dalam kesempatan
pertemuan mana Nabi Ibrahim telah mohon agar penurunan azab keatas kaum Sadum
ditunda ,kalau-kalau mereka kembali sedar mendebgarkan dan mengikuti ajakan Luth serta
bertaubat dari segala maksiat dan perbuatan mungkar. Juga dalam pertemuan itu Nabi
Ibrahim mohon agar anaksaudaranya, Luth diselamatkan dari azab yang akan diturunkan
keatas kaum Sadum permintaan mana oleh para malaikat itu diterima dan dijamin bahwa
Luth dan keluarganya tidak akan terkena azab.
Para malaikat itu sampai di Sadum dengan menyamar sebagai lelaki muda yang berparas
tampan dan badan yang berotot, tegap dan sasa tubuhnya. Dalam perjalanan mereka
hendak memasuki kota, mereka berselisih dengan seorang gadis yang cantik dan ayu
sedang mengambil dari sebuah perigi. Lelaki muda (malaikat) bertanya kepada si gadis
kalau-kalau mereka diterima ke rumah sebagai tetamu. Si gadis tidak berani memberi
keputusan sebelum ia beruding terlebih dahulu dengan keluarganya. Maka ditngglkanlah
para lelaki muda itu oleh lalu pulang ke rumah cepat-cepat untuk memberitahu ayahnya
(Luth).
Mendengar khabar berita anak perempuannya, Nabi Luth menjadi bingung, jawapan apa
yang harus ia berikan kepada para pendatang yang ingin bertemu ke rumahnya untuk
beberapa waktu, namun menerima tetamu yang berparas tampan dan kacak akan
mengundang risiko gangguan kepadanya dan kepada tetamu dari kaumnya yang
tergila-gila untuk melakukan hubungan seks sejenis dengan anak muda yang mempunyai
tubuh bagus dan paras wajah elok. Sedang kalau hal yang demikian itu terjadi ia sebagai
tuan rumah harus bertanggungjawab terhadap keselamatan tamunya, padahal ia merasa
bahwa ia tidak akan berdaya menghadapi kaumnya yang bengis-bengis dan haus maksiat
itu.
Nabi Luth memutuskan untuk menerima lelaki-lelaki muda itu sebagai tetamu di rumahnya.
Luth hanya pasrah kepada Allah dan berlindung sekiranya terdapat segala rintangan yang
akan datang. Lalu pergilah ia sendiri menjemput tetamu yang sedang menanti di pinggir
kota dan diajaklah mereka bersama-sama ke rumah. Ketika itu, kota Sadum sudah diliputi
kegelapan dan manusia sudah nyenyak tidur di rumah masing-masing.
Nabi Luth telah pun berpesan kepada isteri dan kedua puterinya agar merahsiakan
kedatangan anak-anak lelaki muda itu. Jangan sampai terdengar dan diketahui oleh
kaumnya. Namun, kedegilan isteri Nabi Luth, yang juga sehaluan dan sependirian dengan
penduduk Sadum, telah membocorkan berita kedatangan tetamu Luth kepada mereka.
Berita kedatangan tetamu Luth tersebar kerana isteri Nabi Luth. Datanglah beramai-ramai
lelak-lelaki Sodom, yang buta seks ini, ke rumah Nabi Luth, berhajat untuk memuaskan
nafsu seksual mereka, setelah lama tidak mendapat anak muda. Berteriaklah mereka
memanggil Luth untuk lepas anak-anak muda itu, agar diberi kepada mereka untuk
memuaskan nafsu.
Dengar teriakan mereka, Nabi Luth tidak membuka pintu bagi mereka dan berseru agar
mereka kembali ke rumah masing-masing dan jangan menggunggu tetamau yang
datangnya dari jauh yang sepatutnya dihormati dan dimuliakan .Mereka diberi nasihat
agar meninggalkan perbuatan kebiasaan mereka yang keji itu. Perbuatan mereka yang
bertentangan dengan fitrah manusia dan kudrat alam di mana Allah telah menciptakan
manusia berpasangan antara lelaki dengan perempuan untuk menjaga kelangsungan
perkembangan umat manusia sebagai makhluk yang termulia di atas bumi. Nabi Luth
berseru agar mereka kembali kepada isteri-isteri mereka dan meninggalkan perbuatan
maksiat dan mungkar yang tidak senonoh, sebelum mereka dilanda azab dan seksaan
Allah.
Seruan dan nasihat-nasihat Nabi Luth tidak dihiraukan dan dipedulikan ,mereka bahkan
mendesak akan menolak pintu rumahnya dengan paksa dan kekerasan jika pintu tidak
di buka dengan sukarela. Merasa dirinya sudah tidak berdaya untuk menahan arus
orang-orang lelaki kaumnya itu yang akan memaksakan kehendaknya dengan
kekerasan berkatalah Nabi Luth secara terus terang kepada para tamunya:"
Sesungguhnya aku tidak berdaya lagi menahan orang-orang itu menyerbu ke dalam
.
Aku tidak memiliki senjata dan kekuatan fizikal yang dapat menolak kekerasan mereka
, tidak pula mempunyai keluarga atau sanak saudara yang disegani mereka yang dapat
aku mintai pertolongannya, maka aku merasa sangat kecewa, bahwa sebagai tuan
rumah aku tidak dapat menghalaukan gangguan terhadap tetamu dirumahku
sendiri.Mendengar keluh-resah Nabi Luth, lantas anak-anak muda itu memberitahu hal
yang sebenar, mereka adalah malaikat-malaikat yang menyamar sebagai manusia
yang diutus oleh Allah untuk menurunkan azab dan seksa atas rakyatnya kerana
segala kemungkaran dan kemaksiat yang keji dan kotor.
Malaikat-malaikat itu menyuruh Nabi Luth membuka pintu rumahnya seluas mungkin
agar dapat memberi kesempatan bagi orang -orang yang hauskan seks dengan lelaki
itu masuk. Namun malangnya apabila pintu dibuka dan para penyerbu memijakkan kaki
untuk masuk, tiba-tiba gelaplah pandangan mereka dan tidak dapat melihat sesuatu.
Malaikat-malaikat tadi telah membutakan mata mereka. Lalu, diusap-usap dan
digosok-gosok mata mereka, ternyata mereka sudah menjadi buta.
Sementara para penyerbu rumah Nabi Luth berada dalam keadaan kacau bilau
berbentur antara satu dengan lain berteriak-teriak menanya-nanya gerangan apa yang
menjadikan mereka buta dengan mendadak para berseru kepada Nabi Luth agar
meninggalkan segera perkampungan itu bersama keluarganya, kerana masanya telah
tiba bagi azab Allah yang akan ditimpakan. Para malaikat berpesan kepada Nabi Luth
dan keluarganya agar perjalanan ke luar kota jangan seorang pun dari mereka menoleh
ke belakang.
Nabi Luth keluar dari rumahnya sehabis tengah malam, bersama keluarganya terdiri
dari seorang isteri dan dua puterinya berjalan cepat menuju keluar kota, tidak menoleh
ke kanan mahupun kekiri sesuai dengan petunjuk para malaikat yang menjadi
tamunya.Akan tetapi si isteri yang menjadi musuh dalam selimut bagi Nabi Luth tidak
tergamak meninggalkan kaumnya. Ia berada dibelakang rombongan Nabi Luth berjalan
perlahan-lahan tidak secepat langkah suaminya dan tidak henti-henti menoleh ke
belakang karena ingin mengetahui apa yang akan menimpa atas kaumnya,
seakan-akan meragukan kebenaran ancaman para malaikat yang telah didengarnya
sendiri. Dan begitu langkah Nabi Luth berserta kedua puterinya melewati batas kota
Sadum, sewaktu fajar menyingsing, bergetarlah bumi dengan dahsyatnya di bawah
kaki rakyat Sadum, tidak terkecuali isteri Nabi Luth yang munafiq itu. Getaran itu
mendahului suatu gempa bumi yang kuat dan hebat disertai angin yang kencang dan
hujan batu sijjil yang menghancurkan dengan serta-merta kota Sadum berserta semua
pemghuninya . Bertebaran mayat-mayat yang dilaknat oleh Allah S.W.T di kota Sodom,
dan hancurlah kota tersebut yang berada di laluan manusia yang lalu-lalang. Namun,
masih ditinggalkan kesan-kesan kehancuran kota tersebut oleh Allah S.W.T, sebagai
peringatan kaum yang kemudian yang melalui di jalan tersebut. Demikianlah kebesaran
dan ayat Allah yang diturunkan untuk menjadi pengajaran dan ibrah bagi
hamba-hamba-Nya yang mendatang.
Kisah Nabi Luth Di Dalam Al-Quran
Kisah Nabi Luth dalam Al-Quran terdapat pada 85 ayat dalam 12 surah diantaranya
Surah Al-Anbiyaa ayat 74 dan 75 , Surah Asy-Syu'ara ayat 160 sehingga ayat 175 ,
Surah Hud ayat 77 sehingga ayat 83 , Surah Al-Qamar ayat 33 sehingga 39 dan surah
At-Tahrim ayat 10 yang mengisahkan isteri Nabi Luth yang mengkhianati suaminya

KISAH NABI IBRAHIM A.S

Nabi Ibrahim adalah putera Aaazar {Tarih} bin Tahur bin Saruj bin Rau' bin Falij bin
Aaabir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Saam bin Nuh A.S.Ia dilahirkan di sebuah tempat
bernama "Faddam A'ram" dalam kerajaan "Babylon" yang pd waktu itu diperintah oleh
seorang raja bernama "Namrud bin Kan'aan."
Kerajaan Babylon pd masa itu termasuk kerajaan yang makmur rakyat hidup senang,
sejahtera dalam keadaan serba cukup sandang mahupun pandangan serta
saranan-saranan yang menjadi keperluan pertumbuhan jasmani mrk.Akan tetapi
tingkatan hidup rohani mrk masih berada di tingkat jahiliyah. Mrk tidak mengenal Tuhan
Pencipta mrk yang telah mengurniakan mrk dengan segala kenikmatan dan
kebahagiaan duniawi. Persembahan mrk adalah patung-patung yang mrk pahat sendiri
dari batu-batu atau terbuat dari lumpur dan tanah.
Raja mereka Namrud bin Kan'aan menjalankan tampuk pemerintahnya dengan tangan
besi dan kekuasaan mutlak.Semua kehendaknya harus terlaksana dan segala
perintahnya merupakan undang-undang yang tidak dpt dilanggar atau di tawar.
Kekuasaan yang besar yang berada di tangannya itu dan kemewahan hidup yang
berlebuh-lebihanyang ia nikmati lama-kelamaan menjadikan ia tidak puas dengan
kedudukannya sebagai raja. Ia merasakan dirinya patut disembah oleh rakyatnya
sebagai tuhan. Ia berfikir jika rakyatnya mahu dan rela menyembah patung-patung
yang terbina dari batu yang tidal dpt memberi manfaat dan mendtgkan kebahagiaan
bagi mrk, mengapa bukan dialah yang disembah sebagai tuhan.Dia yang dpt berbicara,
dapat mendengar, dpt berfikir, dpt memimpin mrk, membawa kemakmuran bagi mrk
dan melepaskan dari kesengsaraan dan kesusahan. Dia yang dpt mengubah orang
miskin menjadi kaya dan orang yang hina-dina diangkatnya menjadi orang mulia. di
samping itu semuanya, ia adalah raja yang berkuasa dan memiliki negara yang besar
dan luas.
Di tengah-tengah masyarakat yang sedemikian buruknya lahir dan dibesarkanlah Nabi
Ibrahim dari seorang ayah yang bekerja sebagai pemahat dan pedagang patung. Ia
sebagai calun Rasul dan pesuruh Allah yang akan membawa pelita kebenaran kepada
kaumnya,jauh-jauh telah diilhami akal sihat dan fikiran tajam serta kesedaran bahwa
apa yang telah diperbuat oleh kaumnya termasuk ayahnya sendiri adalah perbuat yang
sesat yang menandakan ke****an dan kecetekan fikiran dan bahwa persembahan
kaumnya kepada patung-patung itu adalah perbuatan mungkar yang harus dibanteras
dan diperangi agar mrk kembali kepada persembahan yang benar ialah persembahan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan pencipta alam semesta ini.
Semasa remajanya Nabi Ibrahim sering disuruh ayahnya keliling kota menjajakan
patung-patung buatannya namun karena iman dan tauhid yang telah diilhamkan oleh
Tuhan kepadanya ia tidak bersemangat untuk menjajakan brg-brg itu bahkan secara
mengejek ia menawarkan patung-patung ayahnya kepada calun pembeli dengan
kata-kata:" Siapakah yang akan membeli patung-patung yang tidak berguna ini? "
Nabi Ibrahim Ingin Melihat Bagaimana Makhluk Yang Sudah

Mati Dihidupkan Kembali Oleh Allah
Nabi Ibrahim yang sudah berketetapan hati hendak memerangi syirik dan
persembahan berhala yang berlaku dalam masyarakat kaumnya ingin lebih dahulu
mempertebalkan iman dan keyakinannya, menenteramkan
hatinya serta membersihkannya dari keragu-raguan yang mungkin esekali mangganggu
fikirannya dengan memohon kepada Allah agar diperlihatkan kepadanya bagaimana
Dia menghidupkan kembali makhluk-makhluk yang sudah mati.Berserulah ia kepada
Allah: " Ya Tuhanku! Tunjukkanlah kepadaku bagaimana engkau menghidupkan
makhluk-makhluk yang sudah mati."Allah menjawab seruannya dengan
berfirman:Tidakkah engkau beriman dan percaya kepada kekuasaan-Ku? "Nabi
Ibrahim menjawab:" Betul, wahai Tuhanku, aku telah beriman dan percaya kepada-Mu
dan kepada kekuasaan-Mu, namun aku ingin sekali melihat itu dengan mata kepala ku
sendiri, agar aku mendapat ketenteraman dan ketenangan dan hatiku dan agar makin
menjadi tebal dan kukuh keyakinanku kepada-Mu dan kepada kekuasaan-Mu."
Allah memperkenankan permohonan Nabi Ibrahim lalu diperintahkanlah ia menangkap
empat ekor burung lalu setelah memperhatikan dan meneliti bahagian tubuh-tubuh
burung itu, memotongnya menjadi berkeping-keping mencampur-baurkan kemudian
tubuh burung yang sudak hancur-luluh dan bercampur-baur itu diletakkan di atas
puncak setiap bukit dari empat bukit yang letaknya berjauhan satu dari yang lain.
Setelah dikerjakan apa yang telah diisyaratkan oleh Allah itu, diperintahnyalah Nabi
Ibrahim memanggil burung-burung yang sudah terkoyak-koyak tubuhnya dan terpisah
jauh tiap-tiap bahagian tubuh burung dari bahagian yang lain.
Dengan izin Allah dan kuasa-Nya datanglah berterbangan enpat ekor burung itu dalam
keadaan utuh bernyawa seperti sedia kala begitu mendengar seruan dan panggilan
Nabi Ibrahim kepadanya lalu hinggaplah empat burung yang hidup kembali itu di
depannya, dilihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Allah YAng Maha
Berkuasa dpt menghidupkan kembali makhluk-Nya yang sudah mati sebagaimana Dia
menciptakannya dari sesuatu yang tidak ada. Dan dengan demikian tercapailah apa
yang diinginkan oleh Nabi Ibrahim untuk mententeramkan hatinya dan menghilangkan
kemungkinan ada keraguan di dalam iman dan keyakinannya, bahwa kekuasaan dan
kehendak Allah tidak ada sesuatu pun di langit atau di bumi yang dpt menghalangi atau
menentangnya dan hanya kata "Kun" yang difirmankan Oleh-Nya maka terjadilah akan
apa yang dikenhendaki " Fayakun".
Nabi Ibrahim Berdakwah Kepada Ayah Kandungnya
Aazar, ayah Nabi Ibrahim tidak terkecuali sebagaimana kaumnya yang lain, bertuhan
dan menyembah berhala bah ia adalah pedagang dari patung-patung yang dibuat dan
dipahatnya sendiri dan drpnya orang membeli patung-patung yang dijadikan
persembahan.
Nabi Ibrahim merasa bahwa kewajiban pertama yang harus ia lakukan sebelum
berdakwah kepada orang lain ialah menyedarkan ayah kandungnya dulu orang yang
terdekat kepadanya bahwa kepercayaan dan persembahannya kepada berhala-berhala
itu adalah perbuatan yang sesat dan ****.Beliau merasakan bahawa kebaktian kepada
ayahnya mewajibkannya memberi penerangan kepadanya agar melepaskan
kepercayaan yang sesat itu dan mengikutinya beriman kepada Allah Yang Maha
Kuasa.
Dengan sikap yang sopan dan adab yang patut ditunjukkan oleh seorang anak
terhadap orang tuanya dan dengan kata-kata yang halus ia dtg kepada ayahnya
menyampaikan bahwa ia diutuskan oleh Allah sebagai nabi dan rasul dan bahawa ia
telah diilhamkan dengan pengetahuan dan ilmu yang tidak dimiliki oleh ayahnya. Ia
bertanya kepada ayahnya dengan lemah lembut gerangan apakah yang mendorongnya
untuk menyembah berhala seperti lain-lain kaumnya padahal ia mengetahui bahwa
berhala-berhala itu tidak berguna sedikit pun tidak dpt mendtgkan keuntungan bagi
penyembahnya atau mencegah kerugian atau musibah. Diterangkan pula kepada
ayahnya bahwa penyembahan kepada berhala-berhala itu adalah semata-mata ajaran
syaitan yang memang menjadi musuh kepada manusia sejak Adam diturunkan ke bumi
lagi. Ia berseru kepada ayahnya agar merenungkan dan memikirkan nasihat dan
ajakannya berpaling dari berhala-berhala dan kembali menyembah kepada Allah yang
menciptakan manusia dan semua makhluk yang dihidupkan memberi mrk rezeki dan
kenikmatan hidup serta menguasakan bumi dengan segala isinya kepada manusia.
Aazar menjadi merah mukanya dan melotot matanya mendengar kata-kata seruan
puteranya Nabi Ibrahim yyang ditanggapinya sebagai dosa dan hal yang kurang patut
bahwa puteranya telah berani mengecam dan menghina kepercayaan ayahnya bahkan
mengajakkannya untuk meninggalkan kepercayaan itu dan menganut kepercayaan dan
agama yang ia bawa. Ia tidak menyembunyikan murka dan marahnya tetapi
dinyatakannya dalam kata-kata yang kasar dan dalam maki hamun seakan-akan tidak
ada hunbungan diantara mereka. IA berkata kepada Nabi Ibrahim dengan nada gusar:
" Hai Ibrahim! Berpalingkah engkau dari kepercayaan dan persembahanku ? Dan
kepercayaan apakah yang engkau berikan kepadaku yang menganjurkan agar aku
mengikutinya? Janganlah engkau membangkitkan amarahku dan cuba
mendurhakaiku.Jika engkau tidak menghentikan penyelewenganmu dari agama
ayahmu tidak engkau hentikan usahamu mengecam dan memburuk-burukkan
persembahanku, maka keluarlah engkau dari rumahku ini. Aku tidak sudi bercampur
denganmu didalam suatu rumah di bawah suatu atap. Pergilah engkau dari mukaku
sebelum aku menimpamu dengan batu dan mencelakakan engkau."
Nabi Ibrahim menerima kemarahan ayahnya, pengusirannya dan kata-kata kasarnya
dengan sikap tenang, normal selaku anak terhadap ayah seray berkaat: " Oh ayahku!
Semoga engkau selamat, aku akan tetap memohonkan ampun bagimu dari Allah dan
akan tinggalkan kamu dengan persembahan selain kepada Allah. Mudah-mudahan aku
tidak menjadi orang yang celaka dan malang dengan doaku utkmu." Lalu keluarlah
Nabi Ibrahim meninggalkan rumah ayahnya dalam keadaan sedih dan prihati karena
tidak berhasil mengangkatkan ayahnya dari lembah syirik dan kufur.
Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala-berhala

Kegagalan Nabi Ibrahim dalam usahanya menyedarkan ayahnya yang tersesat itu
sangat menusuk hatinya karena ia sebagai putera yang baik ingin sekali melihat
ayahnya berada dalam jalan yang benar terangkat dari lembah kesesatan dan syirik
namun ia sedar bahwa hidayah itu adalah di tangan Allah dan bagaimana pun ia ingin
dengan sepenuh hatinya agar ayahnya mendpt hidayah ,bila belum dikehendaki oleh
Allah maka sia-sialah keinginan dan usahanya.
Penolakan ayahnya terhadap dakwahnya dengan cara yang kasar dan kejam itu tidak
sedikit pun mempengaruhi ketetapan hatinya dan melemahkan semangatnya untuk
berjalan terus memberi penerangan kepada kaumnya untuk menyapu bersih
persembahan-persembahan yang bathil dan kepercayaan-kepercayaan yang
bertentangan dengan tauhid dan iman kepada Allah dan Rasul-Nya
Nabi Ibrahim tidak henti-henti dalam setiap kesempatan mengajak kaumnya berdialog
dan bermujadalah tentang kepercayaan yang mrk anut dan ajaran yang ia bawa. Dan
ternyata bahwa bila mrk sudah tidak berdaya menilak dan menyanggah alasan-alasan
dan dalil-dalil yang dikemukakan oleh Nabi Ibrahim tentang kebenaran ajarannya dan
kebathilan kepercayaan mrk maka dalil dan alasan yang usanglah yang mrk
kemukakan iaitu bahwa mrk hanya meneruskan apa yang oleh bapa-bapa dan nenek
moyang mrk dilakukan dan sesekali mrk tidak akan melepaskan kepercayaan dan
agama yang telah mrk warisi.
Nabi Ibrahim pd akhirnya merasa tidak bermanfaat lagi berdebat dan bermujadalah dengan
kaumnya yang berkepala batu dan yang tidak mahu menerima keterangan dan bukti-bukti
nyata yang dikemukakan oleh beliau dan selalu berpegang pada satu-satunya alasan
bahwa mrk tidak akan menyimpang dari cara persembahan nenek moyang mrk, walaupun
oleh Nabi Ibrahim dinyatakan berkali-kali bahwa mrk dan bapa-bapa mrk keliru dan tersesat
mengikuti jejak syaitan dan iblis.
Nabi Ibrahim kemudian merancang akan membuktikan kepada kaumnya dengan perbuatan
yang nyata yang dapat mrk lihat dengan mata kepala mrk sendiri bahwa berhala-berhala
dan patung-patung mrk betul-betul tidak berguna bagi mrk dan bahkan tidak dapat
menyelamatkan dirinya sendiri.
Adalah sudah menjadi tradisi dan kebiasaan penduduk kerajaan Babylon bahwa setiap
tahun mrk keluar kota beramai-ramai pd suatu hari raya yang mrk anggap sebagai keramat.
Berhari-hari mrk tinggal di luar kota di suatu padang terbuka, berkhemah dengan membawa
bekalan makanan dan minuman yang cukup. Mrk bersuka ria dan bersenang-senang
sambil meninggalkan kota-kota mrk kosong dan sunyi. Mrk berseru dan mengajak semua
penduduk agar keluar meninggalkan rumah dan turut beramai -ramai menghormati hari-hari
suci itu. Nabi Ibrahim yang juga turut diajak turut serta berlagak berpura-pura sakit dan
diizinkanlah ia tinggal di rumah apalagi mrk merasa khuatir bahwa penyakit Nabi Ibrahim
yang dibuat-buat itu akan menular dan menjalar di kalangan mrk bila ia turut serta.
" Inilah dia kesempatan yang ku nantikan," kata hati Nabi Ibrahim tatkala melihat kota
sudah kosong dari penduduknya, sunyi senyap tidak terdengar kecuali suara burung-burung
yang berkicau, suara daun-daun pohon yang gemerisik ditiup angin kencang. Dengan
membawa sebuah kapak ditangannya ia pergi menuju tempat beribadatan kaumnya yang
sudah ditinggalkan tanpa penjaga, tanpa juru kunci dan hanya deretan patung-patung yang
terlihat diserambi tempat peribadatan itu. Sambil menunjuk kepada semahan bunga-bunga
dan makanan yang berada di setiap kaki patung berkata Nabi Ibrahim, mengejek:"
Mengapa kamu tidak makan makanan yang lazat yang disaljikan bagi kamu ini? Jawablah
aku dan berkata-katalah kamu."
Kemudian disepak, ditamparlah patung-patung itu dan dihancurkannya berpotong-potong
dengan kapak yang berada di tangannya. Patung yang besar ditinggalkannya utuh, tidak
diganggu yang pada lehernya dikalungkanlah kapak Nabi Ibrahim itu.
Terperanjat dan terkejutlah para penduduk, tatkala pulang dari berpesta ria di luar kota dan
melihat keadaan patung-patung, tuhan-tuhan mrk hancur berantakan dan menjadi
potongan-potongan terserak-serak di atas lantai. Bertanyalah satu kepada yang lain dengan
nada hairan dan takjub: "Gerangan siapakah yang telah berani melakukan perbuatan yang
jahat dan keji ini terhadap tuhan-tuhan persembahan mrk ini?" Berkata salah seorang
diantara mrk:" Ada kemungkinan bahwa orang yang selalu mengolok-olok dan mengejek
persembahan kami yang bernama Ibrahim itulah yang melakukan perbuatan yang berani
ini." Seorang yang lain menambah keterangan dengan berkata:" Bahkan dialah yang pasti
berbuat, karena ia adalah satu-satunya orang yang tinggal di kota sewaktu kami semua
berada di luar merayakan hari suci dan keramat itu." Selidik punya selidik, akhirnya terdpt
kepastian yyang tidak diragukan lagi bahwa Ibrahimlah yang merusakkan dan
memusnahkan patung-patung itu. Rakyat kota beramai-ramai membicarakan kejadian yang
dianggap suatu kejadian atau penghinaan yang tidak dpt diampuni terhadap kepercayaan
dan persembahan mrk. Suara marah, jengkel dan kutukan terdengar dari segala penjuru,
yang menuntut agar si pelaku diminta bertanggungjawab dalam suatu pengadilan terbuka,
di mana seluruh rakyat penduduk kota dapat turut serta menyaksikannya.
Dan memang itulah yang diharapkan oleh Nabi Ibrahim agar pengadilannya dilakukan
secara terbuka di mana semua warga masyarakat dapat turut menyaksikannya. Karena
dengan cara demikian beliau dapat secara terselubung berdakwah menyerang kepercayaan
mrk yang bathil dan sesat itu, seraya menerangkan kebenaran agama dan kepercayaan
yang ia bawa, kalau diantara yang hadir ada yang masih boleh diharapkan terbuka hatinya
bagi iman dari tauhid yang ia ajarkan dan dakwahkan.
Hari pengadilan ditentukan dan datang rakyat dari segala pelosok berduyung-duyung
mengujungi padang terbuka yang disediakan bagi sidang pengadilan itu.
Ketika Nabi Ibrahim datang menghadap para hakim yang akan mengadili ia disambut oleh
para hadirin dengan teriakan kutukan dan cercaan, menandakan sangat gusarnya para
penyembah berhala terhadap beliau yang telah berani menghancurkan persembahan mrk.
Ditanyalah Nabi Ibrahim oleh para hakim:" Apakah engkau yang melakukan penghancuran
dan merusakkan tuhan-tuhan kami?" Dengan tenang dan sikap dingin, Nabi Ibrahim
menjawab:" Patung besar yang berkalungkan kapak di lehernya itulah yang melakukannya.
Cuba tanya saja kepada patung-patung itu siapakah yang menghancurkannya." Para hakim
penanya terdiam sejenak seraya melihat yang satu kepada yang lain dan berbisik-bisik,
seakan-akan Ibrahim yang mengandungi ejekan itu. Kemudian berkata si hakim:"
Engkaukan tahu bahwa patung-patung itu tidak dapat bercakap dan berkata mengapa
engkau minta kami bertanya kepadanya?" Tibalah masanya yang memang dinantikan oleh
Nabi Ibrahim,maka sebagai jawapan atas pertanyaan yang terakhir itu beliau berpidato
membentangkan kebathilan persembahan mrk,yang mrk pertahankan mati-matian,
semata-mata hanya karena adat itu adalah warisan nenek-moyang. Berkata Nabi Ibrahim
kepada para hakim itu:" Jika demikian halnya, mengapa kamu sembah patung-patung itu,
yang tidak dapat berkata, tidak dapat melihat dan tidak dapat mendengar, tidak dapat
membawa manfaat atau menolak mudharat, bahkan tidak dapat menolong dirinya dari
kehancuran dan kebinasaan? Alangkah ****nya kamu dengan kepercayaan dan
persembahan kamu itu! Tidakkah dapat kamu berfikir dengan akal yang sihat bahwa
persembahan kamu adalah perbuatan yang keliru yang hanya difahami oleh syaitan.
Mengapa kamu tidak menyembah Tuhan yang menciptakan kamu, menciptakan alam
sekeliling kamu dan menguasakan kamu di atas bumi dengan segala isi dan kekayaan.
Alangkah hina dinanya kamu dengan persembahan kamu itu."
Setelah selesai Nabi Ibrahim menguraikan pidatonya iut, para hakim mencetuskan
keputusan bahawa Nabi Ibrahim harus dibakar hidup-hidup sebagai ganjaran atas
perbuatannya menghina dan menghancurkan tuhan-tuhan mrk, maka berserulah para
hakim kepada rakyat yang hadir menyaksikan pengadilan itu:" Bakarlah ia dan belalah
tuhan-tuhanmu , jika kamu benar-benar setia kepadanya."
Nabi Ibrahim Dibakar Hidup-hidup
Keputusan mahkamah telah dijatuhakan.Nabi Ibrahim harus dihukum dengan membakar
hidup-hidup dalam api yang besar sebesar dosa yang telah dilakukan. Persiapan bagi
upacara pembakaran yang akan disaksikan oleh seluruh rakyat sedang diaturkan. Tanah
lapang bagi tempat pembakaran disediakan dan diadakan pengumpulan kayu bakar
dengan banyaknya dimana tiap penduduk secara gotong-royong harus mengambil
bahagian membawa kayu bakar sebanyak yang ia dapat sebagai tanda bakti kepada
tuhan-tuhan persembahan mrk yang telah dihancurkan oleh Nabi Ibrahim.
Berduyun-duyunlah para penduduk dari segala penjuru kota membawa kayu bakar sebagai
sumbangan dan tanda bakti kepada tuhan mrk. Di antara terdapat para wanita yang hamil
dan orang yang sakit yang membawa sumbangan kayu bakarnya dengan harapan
memperolehi barakah dari tuhan-tuhan mereka dengan menyembuhkan penyakit mereka
atau melindungi yang hamil di kala ia bersalin.
Setelah terkumpul kayu bakar di lanpangan yang disediakan untuk upacara pembakaran
dan tertumpuk serta tersusun laksan sebuah bukit, berduyun-duyunlah orang datang untuk
menyaksikan pelaksanaan hukuman atas diri Nabi Ibrahim. Kayu lalu dibakar dan
terbentuklah gunung berapi yang dahsyat yang sedang berterbangan di atasnya berjatuhan
terbakar oleh panasnya wap yang ditimbulkan oleh api yang menggunung itu. Kemudian
dalam keadaan terbelenggu, Nabi Ibrahim didtgkan dan dari atas sebuah gedung yang
tinggi dilemparkanlah ia kedalam tumpukan kayu yang menyala-nyala itu dengan iringan
firman Allah:" Hai api, menjadilah engkau dingin dan keselamatan bagi Ibrahim."
Sejak keputusan hukuman dijatuhkan sampai saat ia dilemparkan ke dalam bukit api yang
menyala-nyala itu, Nabi Ibrahim tetap menunjukkan sikap tenang dan tawakkal karena iman
dan keyakinannya bahwa Allah tidak akan rela melepaskan hamba pesuruhnya menjadi
makanan api dan kurban keganasan orang-orang kafir musuh Allah. Dan memang
demikianlah apa yang terjadi tatkala ia berada dalam perut bukit api yang dahsyat itu ia
merasa dingin sesuai dengan seruan Allah Pelindungnya dan hanya tali temali dan rantai
yang mengikat tangan dan kakinya yang terbakar hangus, sedang tubuh dan pakaian yang
terlekat pada tubuhnya tetap utuh, tidak sedikit pun tersentuh oleh api, hal mana
merupakan suatu mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada hamba pilihannya, Nabi
Ibrahim, agar dapat melanjutkan penyampaian risalah yang ditugaskan kepadanya kepada
hamba-hamba Allah yang tersesat itu.
Para penonton upacara pembakaran hairan tercenggang tatkala melihat Nabi Ibrahim
keluar dari bukit api yang sudah padam dan menjadi abu itu dalam keadaan selamat, utuh
dengan pakaiannya yang tetap berda seperti biasa, tidak ada tanda-tanda sentuhan api
sedikit jua pun. Mereka bersurai meninggalkan lapangan dalam keadaan hairan seraya
bertanya-tanya pada diri sendiri dan di antara satu sama lain bagaimana hal yang ajaib itu
berlaku, padahal menurut anggapan mereka dosa Nabi Ibrahim sudah nyata mendurhakai
tuhan-tuhan yang mereka puja dan sembah.Ada sebahagian drp mrk yang dalam hati
kecilnya mulai meragui kebenaran agama mrk namun tidak berani melahirkan rasa
ragu-ragunya itu kepada orang lain, sedang para pemuka dan para pemimpin mrk merasa
kecewa dan malu, karena hukuman yang mrk jatuhkan ke atas diri Nabi Ibrahim dan
kesibukan rakyat mengumpulkan kayu bakar selama berminggu-minggu telah berakhir
dengan kegagalan, sehingga mrk merasa malu kepada Nabi Ibrahim dan para pengikutnya.
Mukjizat yang diberikan oleh Allah s.w.t. kepada Nabi Ibrahim sebagai bukti nyata akan
kebenaran dakwahnya, telah menimbulkan kegoncangan dalam kepercayaan sebahagian
penduduk terhadap persembahan dan patung-patung mrk dan membuka mata hati banyak
drp mrk untuk memikirkan kembali ajakan Nabi Ibrahim dan dakwahnya, bahkan tidak
kurang drp mrk yang ingin menyatakan imannya kepada Nabi Ibrahim, namun khuatir akan
mendapat kesukaran dalam penghidupannya akibat kemarahan dan balas dendam para
pemuka dan para pembesarnya yang mungkin akan menjadi hilang akal bila merasakan
bahwa pengaruhnya telah bealih ke pihak Nabi Ibrahim.

KISAH NABI SALEH A.S.

Tsamud adalah nama suatu suku yang oleh sementara ahli sejarah dimasukkan
bahagian dari bangsa Arab dan ada pula yang menggolongkan mereka ke dalam
bangsa Yahudi. Mereka bertempat tinggal di suatu dataran bernama " Alhijir " terletak
antara Hijaz dan Syam yang dahulunya termasuk jajahan dan dikuasai suku Aad yang
telah habis binasa disapu angin taufan yang di kirim oleh Allah sebagai pembalasan
atas pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Nabi
Hud A.S.
Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu dimiliki dan
dinikmati oleh kaum Aad telah diwarisi oleh kaum Tsamud.Tanah-tanah yang subur
yang memberikan hasil berlimpah ruah, binatang-binatang perahan dan lemak yang
berkembang biak, kebun-kebun bunga yag indah-indah, bangunan rumah-rumah yang
didirikan di atas tanah yang datar dan dipahatnya dari gunung.Semuanya itu
menjadikan mereka hidup tenteram ,sejahtera dan bahgia, merasa aman dari segala
gangguan alamiah dan bahawa kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan
anak keturunan mereka.
Kaum Tsamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan Mereka adalah berhala-berhala yang
mereka sembah dan puja, kepadanya mrk berqurban, tempat mrk minta perlindungan
dari segala bala dan musibah dan mengharapkan kebaikan serta kebahagiaan.Mrk
tidak dpt melihat atau memikirkan lebih jauh dan apa yang dpt mrk jangkau dengan
pancaindera.
Nabi Saleh Berdakwah Kepada Kaum Tsamud
Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan
hamba-hamba_Nya berada dalam kegelapan terus-menerus tanpa diutusnya nabi
pesuruh disisi-Nya untuk memberi penerangan dan memimpin mrk keluar dari jalan
yang sesat ke jalan yang benar. Demikian pula Allah tidak akan menurunkan azab dan
seksaan kepada suatu umat sebelum mrk diperingatkan dan diberi petunjukkan
oleh-Nya dengan perantara seorang yang dipilih untuk menjadi utusan dan rasul-Nya.
Sunnatullah ini berlaku pula kepada kaum Tsamud, yang kepada mrk telah diutuskan
Nabi Saleh seorang yang telah dipilih-Nya dari suku mrk sendiri, dari keluarga yang
terpandang dan dihormati oleh kaumnya, terkenal tangkas, cerdik pandai, rendah hati
dan ramah-tamah dalam pergaulan.
Dikenalkan mrk oleh Nabi Saleh kepada Tuhan yang sepatut mrk sembah, Tuhan Allah
Yang Maha Esa, yang telah mencipta mrk, menciptakan alam sekitar mrk, menciptakan
tanah-tanah yang subur yang menghasilkan bhn-bhn keperluan hidup mrk, mencipta
binatang-binatang yang memberi manfaat dan berguna bagi mrk dan dengan demikian
memberi kepada mrk kenikmatan dan kemewahan hidup dan kebahagiaan lahir dan
batin.Tuhan Yang Esa itulah yang harus mrk sembah dan bukan patung-patung yang
mrk pahat sendiri dari batu-batu gunung yang tidak berkuasa memberi sesuatu kepada
mereka atau melindungi mereka dari ketakutan dan bahaya.

Nabi Saleh memperingatkan mrk bahwa ia adlah seorang drp mrk, terjalin antara
dirinya dan mereka ikatan keluarga dan darah. Mrk adalah kaumnya dan sanak
keluarganya dan dia adalah seketurunan dan sesuku dengan mrk.Ia mengharapkan
kebaikan dan kebajikan bagi mrk dan sesekali tidak akan menjerumuskan mrk ke
dalam hal-hal yang akan membawa kerugian, kesengsaraan dan kebinasaan bagi mrk.
Ia menerangkan kepada mrk bahwa ianya adalah pesuruh dan utusan Allah, dan apa
yang diajarkan dan didakwahkan kepada mrk adalah amanat Allah yang harus dia
sampaikan kepada mrk untuk kebaikan mrk semasa hidup mrk dan sesudah mrk mati
di akhirat kelak. Ia mengharapkan kaumnya mempertimbangkan dan memikirkan
sungguh-sungguh apa yang ia serukan dan anjurkan dan agar mrk segera
meninggalkan persembahan kepada berhala-berhala itu dan percaya beriman kepada
Allah Yang Maha Esa seraya bertaubat dan mohon ampun kepada-Nya atas dosa dan
perbuatan syirik yang selama ini telah mrk lakukan.Allah maha dekat kepada mrk
mendengarkan doa mrk dan memberi ampun kepada yang salah bila dimintanya.
Terperanjatlah kaum Saleh mendengar seruan dan dakwahnya yang bagi mrk
merupakan hal yang baru yang tidak diduga akan datang dari saudara atau anak mrk
sendiri.Maka serentak ditolaklah ajakan Nabi Saleh itu seraya berkata mereka
kepadanya:"Wahai Saleh! Kami mengenalmu seorang yang pandai, tangkas dan
cerdas, fikiranmu tajam dan pendapat serta semua pertimbangan mu selalu tepat.
Pada dirimu kami melihat tanda-tanda kebajikan dan sifat-sifat yang terpuji. Kami
mengharapkan dari engkau sebetulnya untuk memimpinkami menyelesaikan hal-hal
yang rumit yang kami hadapi, memberi petunjuk dalam soal-soal yang gelap bagi kami
dan menjadi ikutan dan kepercayaan kami di kala kami menghadapi krisis dan
kesusahan.Akan tetapi segala harapan itu menjadi meleset dan kepercayaan kami
kepadamu tergelincir hari ini dengan tingkah lakumu dan tindak tandukmu yang
menyalahi adat-istiadat dan tatacara hidup kami. Apakah yang engkau serukan kepada
kami? Enkau menghendaki agar kami meninggalkan persembahan kami dan nenek
moyang kami, persembahan dan agama yang telah menjadi darah daging kami
menjadi sebahagian hidup kami sejak kami dilahirkan dan tetap menjadi pegangan
untuk selama-lamanya.Kami sesekali tidak akan meninggalkannya karena seruanmu
dan kami tidak akan mengikutimu yang sesat itu. Kami tidak mempercayai cakap-cakap
kosongmu bahkan meragukan kenabianmu. Kami tidak akan mendurhakai nenek
moyang kami dengan meninggalkan persembahan mrk dan mengikuti jejakmu."
Nabi Saleh memperingatkan mereka agar jangan menentangnya dan agar mengikuti
ajakannya beriman kepada Allah yang telah mengurniai mrk rezeki yang luas dan
penghidupan yang sejahtera. Diceritakan kepada mrk kisah kaum-kaum yang
mendapat seksa dan azab dari Allah karena menentang rasul-Nya dan mendustakan
risalah-Nya. Hal yang serupa itu dpt terjadi di atas mrk jika mrk tidak mahu menerima
dakwahnya dan mendengar nasihatnya, yang diberikannya secara ikhlas dan jujur
sebagai seorang anggota dari keluarga besar mrk dan yang tidak mengharapkan atau
menuntut upah drp mrk atas usahanya itu. Ia hanya menyampaikan amanat Allah yang
ditugaskan kepadanya dan Allahlah yang akan memberinya upah dan ganjaran untuk
usahanya memberi pimpinan dan tuntutan kepada mrk.
Sekelompok kecil dari kaum Tsamud yang kebanyakkannya terdiri dari orang-orang
yang kedudukan sosial lemah menerima dakwah Nabi Saleh dan beriman kepadanya
sedangkan sebahagian yang terbesar terutamanya mrk yang tergolong orang-orang
kaya dan berkedudukan tetap berkeras kepala dan menyombongkan diri menolak
ajakan Nabi Saleh dan mengingkari kenabiannya dan berkata kepadanya:" Wahai
Saleh! Kami kira bahwa engkau telah kerasukan syaitan dan terkena sihir.Engkau telah
menjadi sinting dan menderita sakit gila. Akalmu sudah berubah dan fikiranmu sudah
kacau sehingga engkau dengan tidak sedar telah mengeluarkan kata-kata ucapan yang
tidak masuk akal dan mungkin engkau sendiri tidak memahaminya. Engkau mengaku
bahwa engkau telah diutuskan oleh Tuhanmu sebagai nabi dan rasul-Nya. Apakah
kelebihanmu drp kami semua sehingga engkau dipilih menjadi rasul, padahal ada
orang-orang di antara kami yang lebih patut dan lebih cekap untuk menjadi nabi atau
rasul drp engkau. Tujuanmu dengan bercakap kosong dan kata-katamu hanyalah untuk
mengejar kedudukan dan ingin diangkat menjadi kepala dan pemimpin bagi
kaummu.Jika engkau merasa bahwa engkau sihat badan dan sihat fikiran dan
mengaku bahwa engkau tidak mempunyai arah dan tujuan yang terselubung dalam
dakwahmu itu maka hentikanlah usahamu menyiarkan agama barumu dengan
mencerca persembahan kami dan nenek moyangmu sendiri.Kami tidak akan mengikuti
jalanmu dan meninggalkan jalan yang telah ditempuh oleh orang-orang tua kami lebih
dahulu.
Nabi Saleh menjawab: " Aku telah berulang-ulang mengatakan kepadamu bahwa aku
tidak mengharapkan sesuatu apapun drpmu sebagai imbalan atas usahaku memberi
tuntunandan penerangan kepada kamu. Aku tidak mengharapkan upah atau
mendambakan pangkat dan kedudukan bagi usahaku ini yang aku lakukan
semata-mata atas perintah Allah dan drp-Nya kelak aku harapkan balasan dan
ganjaran untuk itu. Dan bagaimana aku dapat mengikutimu dan menterlantarkan tugas
dan amanat Tuhan kepadaku, padahal aku talah memperoleh bukti-bukti yang nyata
atas kebenaran dakwahku.Jgnlah sesekali kamu harapkan bahawa aku akan
melanggar perintah Tuhanku dan melalaikan kewajibanku kepada-Nya hanya
semata-mata untuk melanjutkan persembahan nenek moyang kami yang bathil itu.
Siapakah yang akan melindungiku dari murka dan azab Tuhan jika aku berbuat
demikian? Sesungguhnya kamu hanya akan merugikan dan membinasakan aku
dengan seruanmu itu."
Setelah gagal dan berhasil menghentikan usaha dakwah Nabi Saleh dan dilihatnya ia
bahkan makin giat menarik orang-orang mengikutinya dan berpihak kepadanya para
pemimpin dan pemuka kaum Tsamud berusaha hendak membendung arus dakwahnya
yang makin lama makin mendpt perhatian terutama dari kalangan bawahan menengah
dalam masyarakat. Mrk menentang Nabi Saleh dan untuk membuktikan kebenaran
kenabiannya dengan suatu bukti mukjizat dalam bentuk benda atau kejadian luar biasa
yang berada di luar kekuasaan manusia.
Allah Memberi Mukjizat Kepada Nabi Saleh A.S.

Nabi Saleh sedar bahawa tentangan kaumnya yang menuntut bukti drpnya berupa
mukjizat itu adalah bertujuan hendak menghilangkan pengaruhnya dan mengikis habis
kewibawaannya di mata kaumnya terutama para pengikutnya bila ia gagal memenuhi
tentangan dan tuntutan mrk. Nabi Saleh membalas tentangan mrk dengan menuntut
janji dengan mrk bila ia berhasil mendatangkan mukjizat yang mrk minta bahwa mrk
akan meninggalkan agama dan persembahan mrk dan akan mengikuti Nabi Saleh dan
beriman kepadanya.
Sesuai dengan permintaan dan petunjuk pemuka-pemuka kaum Tsamud berdoalah
Nabi Saleh memohon kepada Allah agar memberinya suatu mukjizat untuk
membuktikan kebenaran risalahnya dan sekaligus mematahkan perlawanan dan
tentangan kaumnya yang masih berkeras kepala itu. Ia memohon dari Allah dengan
kekuasaan-Nya menciptakan seekor unta betina dikeluarkannya dari perut sebuah batu
karang besar yang terdpt di sisi sebuah bukit yang mereka tunjuk.
Maka sejurus kemudian dengan izin Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pencipta
terbelahlah batu karang yang ditunjuk itu dan keluar dari perutnya seekor unta betina.
Dengan menunjuk kepada binatang yang baru keluar dari perut batu besar itu berkatalah
Nabi Saleh kepada mrk:" Inilah dia unta Allah, janganlah kamu ganggu dan biarkanlah ia
mencari makanannya sendiri di atas bumi Allah ia mempunyai giliran untuk mendptkan air
minum dan kamu mempunyai giliran untuk mendptkan minum bagimu dan bagi ternakanmu
juga dan ketahuilah bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya bila kamu sampai
mengganggu binatang ini."
Kemudian berkeliaranlah unta di ladang-ladang memakan rumput sesuka hatinya tanpa
mendpt gangguan. Dan ketika giliran minumnya tiba pergilah unta itu ke sebuah perigi
yyang diberi nama perigi unta dan minumlah sepuas hatinya. Dan pada hari-hari giliran unta
Nabi Saleh itu datang minum tiada seekor binatang lain berani menghampirinya, hal mana
menimbulkan rasa tidak senang pada pemilik-pemilik binatang itu yang makin hari makin
merasakan bahwa adanya unta Nabi Saleh di tengah-tengah mereka itu merupakan
gangguan laksana duri yang melintang di dalam kerongkong.
Dengan berhasilnya Nabi Saleh mendtgkan mukjizat yang mrk tuntut gagallah para pemuka
kaum Tsamud dalam usahanya untuk menjatuhkan kehormatan dan menghilangkan
pegaruh Nabi Saleh bahkan sebaliknya telah menambah tebal kepercayaan para
pengikutnya dan menghilang banyak keraguan dari kaumnya. Maka dihasutlah oleh mrk
pemilik-pemilik ternakan yang merasa jengkel dan tidak senang dengan adanya unta Nabi
Saleh yang merajalela di ladang dan kebun-kebun mrk serta ditakuti oleh binatang-binatang
peliharaannya.
Unta Nabi Saleh Dibunuh
Persekongkolan diadakan oleh orang-orang dari kaum Tsamud untuk mengatur rancangan
pembunuhan unta Nabi Saleh. Dan selagi orang masih dibayangi oleh rasa takut dari azab
yang diancam oleh Nabi Saleh bila untanya diganggu di samping adanya dorongan
keinginan yang kuat untuk melenyapkan binatang itu dari atas bumi mrk, muncullah
tiba-tiba seorang janda bangsawan yang kaya raya menawarkan akan menyerah dirinya
kepada siapa yang dpt membunuh unta Saleh. Di samping janda itu ada seorang wanita
lain yang mempunyai beberapa puteri cantik-cantik menawarkan akan menghadiahkan
salah seorang dari puteri-puterinya kepada orang yang berhasil membunuh unta itu.
Dua macam hadiah yyang menggiurkan dari kedua wanita itu di samping hasutan para
pemuka Tsamud mengundang dua orang lelaki bernama Mushadda' bin Muharrij dan
Gudar bin Salif berkemas-kemas akan melakukan pembunuhan bagi meraih hadiah yang
dijanjikan di samping sanjungan dan pujian yang akan diterimanya dari para kafir suku
Tsamud bila unta Nabi Saleh telah mati dibunuh.
Dengan bantuan tujuh orang lelaki lagi bersembunyilah kumpulan itu di suatu tempat di
mana biasanya di lalui oleh unta dalam perjalanannya ke perigi tempat ianya minum. Dan
begitu unta-unta yang tidak berdosa itu lalu segeralah dipanah betisnya oleh Musadda' yang
disusul oleh Gudar dengan menikamkan pedangnya di perutnya.
Dengan perasaan megah dan bangga pergilah para pembunuh unta itu ke ibu kota
menyampaikan berita matinya unta Nabi Saleh yang mendpt sambutan sorak-sorai dan
teriakan gembira dari pihak musyrikin seakan-akan mrk kembali dari medan perang dengan
membawa kemenangan yang gilang gemilang.
Berkata mrk kepada Nabi Saleh:" Wahai Saleh! Untamu telah amti dibunuh, cubalah
datangkan akan apa yang engkau katakan dulu akan ancamannya bila unta itu diganggu,
jika engkau betul-betul termasuk orang-orang yang terlalu benar dalam kata-katanya."
Nabi Saleh menjawab:" Aku telah peringatkan kamu, bahwa Allah akan menurunkan
azab-Nya atas kamu jika kamu mengganggu unta itu. Maka dengan terbunuhnya unta itu
maka tunggulah engkau akan tibanya masa azab yang Allah talah janjikan dan telah aku
sampaikan kepada kamu.Kamu telah menentang Allah dan terimalah kelak akibat
tentanganmu kepada-Nya.Janji Allah tidak akan meleset .Kamu boleh bersuka ria dan
bersenang-senang selama tiga hari ini kemudian terimalah ganjaranmu yang setimpal pada
hari keempat. Demikianlah kehendak Allah dan taqdir-Nya yang tidak dpt ditunda atau
dihalang."
Ada kemungkinan menurut sementara ahli tafsir bahwa Allah melalui rasul-Nya Nabi Saleh
memberi waktu tiga hari itu untuk memberi kesempatan, kalau-kalau mrk sedar akan
dosanya dan bertaubat minta ampun serta beriman kepada Nabi Saleh kepada risalahnya.
Akan tetapi dalam kenyataannya tempoh tiga hari itu bahkan menjadi bahan ejekan kepada
Nabi Saleh yang ditentangnya untuk mempercepat datangnya azab itu dan tidak usah
ditangguhkan tiga hari lagi.
Turunnya Azab Allah Yang Dijanjikan
Nabi Saleh memberitahu kaumnya bahwa azab Allah yang akan menimpa di atas mrk akan
didahului dengan tanda-tanda, iaitu pada hari pertama bila mrk terbangun dari tidurnya
akan menemui wajah mrk menjadi kuning dan berubah menjadi merah pada hari kedua dan
hitam pada hari ketiga dan pada hari keempat turunlah azab Allah yang pedih.
Mendebgar ancaman azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh kepada kaumnya kelompok
sembilan orang ialah kelompok pembunuh unta merancang pembunuhan atas diri Nabu
Saleh mendahului tibanya azab yang diancamkan itu.Mrk mengadakan pertemuan rahsia
dan bersumpah bersama akan melaksanakan rancangan pembunuhan itu di waktu malam,
di saat orang masih tidur nyenyak untuk menghindari tuntutan balas darah oleh keluarga
Nabi Saleh, jika diketahui identiti mrk sebagai pembunuhnya. Rancangan mrk ini
dirahsiakan sehingga tidak diketahui dan didengar oleh siapa pun kecuali kesembilan orang
itu sendiri.
Ketika mrk datang ke tempat Nabi Saleh bagi melaksanakan rancangan jahatnya di malam
yang gelap-gulita dan sunyi-senyap berjatuhanlah di atas kepala mereka batu-batu besar
yang tidak diketahui dari arah mana datangnya dan yang seketika merebahkan mrk di atas
tanah dalam keadaan tidak bernyawa lagi. Demikianlah Allah telah melindingi rasul-Nya dari
perbuatan jahat hamba-hamba-Nya yang kafir.
Satu hari sebelum hari turunnya azab yang telah ditentukan itu, dengan izin Allah
berangkatlah Nabi Saleh bersama para mukminin pengikutnya menuju Ramlah, sebuah
tempat di Palestin, meninggalkan Hijir dan penghuninya, kaum Tsamud habis binasa,
ditimpa halilintar yang dahsyat beriringan dengan gempa bumi yang mengerikan.
Kisah Nabi Saleh Dalam Al-Quran
Kisah Nabi Saleh diceritakan oleh 72 ayat dalam 11 surah di antaranya surah Al-A'raaf,
ayat 73 hingga 79 , surah " Hud " ayat 61 sehingga ayat 68 dan surah " Al-Qamar " ayat 23
sehingga ayat 32.
Pengajaran Dari Kisah Nabi Saleh A.S.
Pengajaran yang menonjol yang dpt dipetik dari kisah Nabi Saleh ini ialah bahwa dosa dan
perbuatan mungkar yang dilakukan oleh sekelompok kecil warga masyarakat dpt berakibat
negatif yang membinasakan masyarakat itu seluruhnya.
Lihatlah betapa kaum Tsamud menjadi binasa, hancur dan bahkan tersapu bersih dari atas
bumi karena dosa dan pelanggaran perintah Allah yang dilakukan oleh beberapa gelintir
orang pembunuh unta Nabi Saleh A.S.
Di sinilah letaknya hikmah perintah Allah agar kita melakukan amar makruf nahi mungkar.
Karena dengan melakukan tugas amar makruf nahi mungkar yang menjadi fardu kifayah
itu, setidak-tidaknya kalau tidak berhasil mencegah kemungkaran yang terjadi di dalam
masyarakat dan lindungan kita ,kita telah membebaskan diri dari dosa menyetujui atau
merestui perbuatan mungkar itu
Bersikap pasif acuh tak acuh terhadap maksiat dan kemungkaran yang berlaku di depan
mata dapat diertikan sebagai persetujuan dan penyekutuan terhadap perbuatan mungkar
itu.

KISAH NABI HUD A.S

_Aad_ adl nama bapa suatu suku yg hidup di jazirah Arab di suatu tempat bernama
_Al-Ahqaf_ terletak di utara Hadramaut atr Yaman dan Umman dan termasuk suku yg tertua
sesudak kaum Nabi Nuh serta terkenal dgn kekuatan jasmani dalam bentuk tubuh-tubuh yg
besar dan sasa. Mereka dikurniai oleh Allah tanah yg subur dgn sumber-sumber airnya yg
mengalir dari segala penjuru sehinggakan memudahkan mereka bercucuk tanam utk bhn
makanan mrk. dan memperindah tempat tinggal mereka dgn kebun-kebun bunga yg
indah-indah. Berkat kurnia Tuhan itu mereka hidup menjadi makmur sejahtera dan bahagia
serta dalam waktu yg singkat mereka berkembang biak dan menjadi suku yg terbesar
diantara suku-suku yg hidup di sekelilingnya.
Sebagaimana dgn kaum Nabi Nuh kaum Hud ialah suku Aad ini adl penghidupan rohaninya
tidak mengenal Allah Yang Maha Kuasa Pencipta alam semesta. Mereka membuat
patung-patung yg diberi nama _ Shamud_ dan _ Alhattar_ dan itu yg disembah sebagai tuhan
mereka yg menurut kepercayaan mereka dpt memberi kebahagiaan kebaikan dan
keuntungan serta dapat menolak kejahatan kerugian dan segala musibah. Ajaran dan
agama Nabi Idris dan Nabi Nuh sudah tidak berbekas dalam hati jiwa serta cara hidup
mereka sehari-hari. Keni_matan hidup yg mereka sedang tenggelam di dalamnya berkat
tanah yg subur dan menghasilkan yg melimpah ruah menurut anggapan mereka adl
kurniaan dan pemberian kedua berhala mereka yg mereka sembah. Karenanya mereka
tidak putus-putus sujud kepada kedua berhala itu mensyukurinya sambil memohon
perlindungannya dari segala bahaya dan mushibah berupa penyakit atau kekeringan.
Sebagai akibat dan buah dari aqidah yg sesat itu pergaulan hidup mereka menjadi dikuasai
oleh tuntutan dan pimpinan Iblis di mana nilai-nilai moral dan akhlak tidak menjadi dasar
penimbangan atau kelakuan dan tindak-tanduk seseorang tetapi kebendaan dan kekuatan
lahiriahlah yg menonjol sehingga timbul kerusuhan dan tindakan sewenang-wenang di
dalam masyarakat di mana yg kuat menindas yg lemah yg besar memperkosa yg kecil dan
yg berkuasa memeras yg di bawahnya. Sifat-sifat sombong congkak iri-hati dengki hasut
dan benci-membenci yg didorong oleh hawa nafsu merajalela dan menguasai penghidupan
mereka sehingga tidak memberi tempat kepada sifat-sifat belas kasihan sayang
menyayang jujur amanat dan rendah hati. Demikianlah gambaran masyarakat suku Aad
tatkala Allah mengutuskan Nabi Hud sebagai nabi dan rasul kepada mereka. Nabi Hud
Berdakwah Di Tengah-tengah Sukunya
Sudah menjadi sunnah Allah sejak diturunkannya Adam Ke bumi bahawa dari masa ke
semasa jika hamba-hamba-Nya sudah berada dalam kehidupan yg sesat sudah jauh
menyimpang dari ajaran-ajaran agama yg dibawa oleh Nabi-nabi-Nya diutuslah seorang
Nabi atau Rasul yg bertugas utk menyegarkan kembali ajaran-ajaran nabi-nabi yg
sebelumnya mengembalikan masyarakat yg sudah tersesat ke jalanlurus dan benar dan
mencuci bersih jiwa manusiadari segala tahayul dan syirik menggantinya dan mengisinya
dgn iman tauhid dan aqidah yg sesuia dgn fitrah.
Demikianlah maka kepada suku Aad yg telah dimabukkan oleh kesejahteraan hidup dan
keni_matan duniawi sehingga tidak mengenalkan Tuhannya yg mengurniakan itu semua. Di
utuskan kepada mereka Nabi Hud seorang drp suku mereka sendiri dari keluarga yg
terpandang dan berpengaruh terkenal sejak kecilnya dgn kelakuan yg baik budi pekerti yg
luhur dan sgt bijaksana dalam pergaulan dgn kawan-kawannya.
Nabi Hud memulai dakwahnya dgn menarik perhatian kaumnya suku Aad kepada
tanda-tanda wujudnya Allah yg berupa alam sekeliling mereka dan bahawa Allahlah yg
mencipta mereka semua dan mengurniakan mereka dgn segala keni_matan hidup yg
berupa tanah yg subur air yg mengalir serta tubuh-tubuhan yg tegak dan kuat. Dialah yg
seharusnya mereka sembah dan bukan patung-patung yg mereka perbuat sendiri. Mereka
sebagai manusia adl makhluk Tuhan paling mulia yg tidak sepatutnya merendahkan diri
sujud menyembah batu-batu yg sewaktunya dpt mereka hancurkan sendiri dan
memusnahkannya dari pandangan.
Di terangkan oleh Nabi Hud bahaw adia adl pesuruh Allah yg diberi tugas utk membawa
mereka ke jalan yg benar beriman kepada Allah yg menciptakan mereka menghidup dan
mematikan mereka memberi rezeki atau mencabutnya drp mereka. Ia tidak mengharapkan
upah dan menuntut balas jasa atas usahanya memimpin dan menuntut mereka ke jalan yg
benar. Ia hanya menjalankan perintah Allah dan memperingatkan mereka bahawa jika mrk
tetap menutup telinga dan mata mrk menghadapi ajakan dan dakwahnya mereka akan
ditimpa azab dan dibinasakan oleh Allah sebagaimana terjadinya atas kaum Nuh yg mati
binasa tenggelam dalam air bah akibat kecongkakan dan kesombongan mereka menolak
ajaran dan dakwah Nabi Nuh seraya bertahan pada pendirian dan kepercayaan mereka
kepada berhala dan patung-patung yg mereka sembah dan puja itu.
Bagi kaum Aad seruan dan dakwah Nabi Hud itu merupakan barang yg tidak pernah mrk
dengar ataupun menduga. Mereka melihat bahawa ajaran yg dibawa oleh Nabi Hud itu
akan mengubah sama sekali cara hidup mereka dan membongkar peraturan dan adat
istiadat yg telah mereka kenal dan warisi dari nenek moyang mereka. Mereka tercengang
dan merasa hairan bahawa seorang dari suku mereka sendiri telah berani berusaha
merombak tatacara hidup mereka dan menggantikan agama dan kepercayaan mereka dgn
sesuatu yg baru yg mereka tidak kenal dan tidak dpt dimengertikan dan diterima oleh akal
fikiran mereka. Dengan serta-merta ditolaklah oleh mereka dakwah Nabi Hud itu dgn
berbagai alasan dan tuduhan kosong terhadap diri beliau serta ejekan-ejekan dan hinaan yg
diterimanya dgn kepala dingin dan penuh kesabaran.
Berkatalah kaum Aad kepada Nabi Hud:_Wahai Hud! Ajaran dan agama apakah yg engkau
hendak anjurkan kepada kami? Engkau ingin agar kami meninggalkan persembahan kami
kepada tuhan-tuhan kami yg berkuasa ini dan menyembah tuhan mu yg tidak dpt kami
jangkau dgn pancaindera kami dan tuhan yg menurut kata kamu tidak bersekutu. Cara
persembahan yg kami lakukan ini ialah yg telah kami warisi dari nenek moyang kami dan
tidak sesekali kami tidak akan meninggalkannya bahkan sebaliknya engkaulah yg
seharusnya kembali kepada aturan nenek moyangmu dan jgn mencederai kepercayaan
dan agama mereka dgn memebawa suatu agama baru yg tidak kenal oleh mereka dan
tentu tidak akan direstuinya._
Wahai kaumku! jawab Nabi HudSesungguhnya Tuhan yg aku serukan ini kepada kamu utk
menyembah-Nya walaupun kamu tidak dpt menjangkau-Nya dgn pancainderamu namun
kamu dpt melihat dam merasakan wujudnya dalam diri kamu sendiri sebagai ciptaannya
dan dalam alam semesta yg mengelilingimu beberapa langit dgn matahari bulan dan
bintang-bintangnya bumi dgn gunung-ganangnya sungai tumbuh-tumbuhan dan
binatang-binatang yg kesemuanya dpt bermanfaat bagi kamu sebagai manusia. Dan
menjadi kamu dpt meni_mati kehidupan yg sejahtera dan bahagia. Tuhan itulah yg harus
kamu sembah dan menundukkan kepala kamu kepada-Nya.Tuhan Yang Maha Esa tiada
bersekutu tidak beranak dan diperanakan yg walaupun kamu tidak dpt menjangkau-Nya
dgn pancainderamu Dia dekat drp kamu mengetahui segala gerak-geri dan tingkah lakumu
mengetahui isi hati mu denyut jantungmu dan jalan fikiranmu. Tuhan itulah yg harus
disembah oleh manusia dgn kepercayaan penuh kepada Keesaan-Nya dan kekuasaan-Nya
dan bukan patung-patung yg kamu perbuat pahat dan ukir dgn tangan kamu sendiri
kemudian kamu sembah sebagai tuhan padahal ia suatu barang yg pasif tidak dapat
berbuat sesuatu yg menguntungkan atau merugikan kamu. Alangkah ****nya dan
dangkalnya fikiranmu jika kamu tetap mempertahankan agamamu yg sesat itu dan menolak
ajaran dan agama yg telah diwahyukan kepadaku oleh Allah Tuhan Yang Maha Esa itu._
Wahai Hud! jawab kaumnya_Gerangan apakah yg menjadikan engkau berpandangan dan
berfikiran lain drp yg sudah menjadi pegangan hidup kami sejak dahulu kala dan
menjadikan engkau meninggalkan agama nenek moyangmu sendiri bahkan sehingga
engkau menghina dan merendahkan martabat tuhan-tuhan kami dan memper****kan kami
dan menganggap kami berakal sempit dan berfikiran dangkal? Engkau mengaku bahwa
engkau terpilih menjadi rasul pesuruh oleh Tuhanmu utk membawa agama dan
kepercayaan baru kepada kami dan mengajak kami keluar dari jalan yg sesat menurut
pengakuanmu ke jalan yg benar dan lurus. Kami merasa hairan dan tidak dpt menerima
oleh akal kami sendiri bahwa engkau telah dipilih menjadi pesuruh Tuhan. Apakah
kelebihan kamu di atas seseorang drp kami engkau tidak lbh tidak kurang adl seorang
manusia biasa seperti kami hidup makan minum dan tidur tiada bedanya dgn kami
mengapa engkau yg dipilih oleh Tuhanmu? Sungguh engkau menurut anggapan kami
seorang pendusta besar atau mungkin engkau berfikiran tidak sihat terkena kutukan
tuhan-tuhan kami yg selalu engkau eje hina dan cemuhkan._
Wahai kaumku! jawab Nabi Hud _aku bukanlah seorang pendusta dan fikiran ku tetap
waras dan sihat tidak krg sesuatu pun dan ketahuilah bahwa patung-patungmu yg kamu
pertuhankan itu tidak dpt mendatangkan sesuatu gangguan atau penyakit bagi bandaku
atau fikiranku. Kamu kenal aku sejak lama aku hidup di tengah-tengah kamu bahawa aku
tidak pernah berdusta dan bercakap bohong dan sepanjang pergaulanku dgn kamu tidak
pernah terlihat pd diriku tanda-tanda ketidak wajaran perlakuanku atau tanda-tanda yg
meragukan kewarasan fikiranku dan kesempurnaan akalku. Aku adl benar pesuruh Allah yg
diberi amanat utk menyampaikan wahyu-Nya kepada hamba-hamba-Nya yg sudah tersesat
kemasukan pengaruh ajaran Iblis dan sudah jauh menyimpang dari jalan yg benar yg diajar
oleh nabi-nabi yg terdahulu krn Allah tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya terlalu
lama terlantar dalam kesesatan dan hidup dalam kegelapan tanpa diutuskan seorang rasul
yg menuntun mereka ke jalan yg benar dan penghidupan yg diredhai-Nya. Maka percayalah
kamu kepada ku gunakanlah akal fikiran kamu berimanlah dan bersujudlah kepada Allah
Tuhan seru sekalian alam Tuhan yg menciptakan kamu menciptakan langit dan bumi
menurunkan hujan bagi menyuburkan tanah ladangmu menumbuhkan tumbuh tumbuhan
bagi meneruskan hidupmu. Bersembahlah kepada-Nya dan mohonlah ampun atas segala
perbuatan salah dan tindakan sesatmu agar Dia menambah rezekimu dan kemakmuran
hidupmu dan terhindarlah kamu dari azab dunia sebagaimana yg telah dialami oleh kaum
Nuh dan kelak azab di akhirat. Ketahiulah bahawa kamu akan dibangkitkan kembali kelak
dari kubur kamu dan dimintai bertanggungjawab atas segala perbuatan kamu di dunia ini
dan diberi ganjaran sesuai dgn amalanmu yg baik dan soleh mendpt ganjaran baik dan yg
hina dan buruk akan diganjarkan dgn api neraka. Aku hanya menyampaikannya risalah
Allah kepada kamu dan dgn ini telah memperingati kamu akan akibat yg akan menimpa
kepada dirimu jika kamu tetap mengingkari kebenaran dakwahku._
Kaum Aad menjawab: _ Kami bertambah yakin dan tidak ragu lagi bahawa engkau telah
mendpt kutukan tuhan-tuhan kami sehingga menyebabkan fikiran kamu kacau dan akalmu
berubah menjadi sinting. Engkau telah mengucapkan kata-kata yg tidak masuk akal bahwa
jika kami mengikuti agamamu akan bertambah rezeki dan kemakmuran hidup kami dan
bahawa kami akan dibangkitkan kembali dari kubur kami dan menerima segala ganjaran
atas segala amalan kami.Adakah mungkin kami akan dibangkitkan kembali dari kubur kami
setelah kami mati dan menjadi tulang-belulang. Dan apakah azab dan seksaan yg engkau
selalu menakut-nakuti kami dan mengancamkannya kepada kami? Semua ini kami anggap
kosong dan ancaman kosong belaka. Ketahuilah bahwa kami tidak akan menyerah
kepadamu dan mengikuti ajaranmu krn bayangan azab dan seksa yg engkau
bayang-bayangkannya kepada kami bahkan kami menentang kepadamu datangkanlah apa
yg engkau janjikan dan ancamkan itu jika engkau betul-betul benar dalam kata-katamu dan
bukan seorang pendusta._
Baiklah! jawab Nabi Hud_ Jika kamu meragukan kebenaran kata-kataku dan tetap berkeras
kepala tidak menghiraukan dakwahku dan meninggalkan persembahanmu kepada
berhala-berhala itu maka tunggulah saat tibanya pembalasan Tuhan di mana kamu tidak
akan dpt melepaskan diri dari bencananya. Allah menjadi saksiku bahwa aku telah
menyampaikan risalah-Nya dgn sepenuh tenagaku kepada mu dan akan tetap berusaha
sepanjang hayat kandung bandaku memberi penerangan dan tuntunan kepada jalan yg
baik yg telah digariskan oleh Allah bagi hamba-hamba-Nya._ Pembalasan Allah Atas Kaum
Aad
Pembalasan Tuhan terhadap kaum Aad yg kafir dan tetap membangkang itu diturunkan
dalam dua perinkat.Tahap pertama berupa kekeringan yg melanda ladang-ladang dan
kebun-kebun mrk sehingga menimbulkan kecemasan dan kegelisahan kalau-kalau mereka
tidak memperolehi hasil dari ladang-ladang dan kebun-kebunnya seperti biasanya.Dalam
keadaan demikian Nabi Hud masih berusaha meyakinkan mereka bahawa kekeringan itu
adl suatu permulaan seksaan dari Allah yg dijanjikan dan bahwa Allah masih lagi memberi
kesempatan kepada mereka utk sedar akan kesesatan dan kekafiran mrk dan kembali
beriman kepada Allah dgn meninggalkan persembahan mrk yg bathil kemudian bertaubat
dan memohon ampun kepada Allah agar segera hujan turun kembali dgn lebatnya dan
terhindar mrk dari bahaya kelaparan yg mengancam. Akan tetapi mereka tetap belum mahu
percaya dan menganggap janji Nabi Hud itu adl janji kosong belaka. Mereka bahkan pergi
menghadap berhala-berhala mereka memohon perlindungan ari musibah yg mereka
hadapi.
Tentangan mrk terhadap janji Allah yg diwahyukan kepada Nabi Hud segera mendapat
jawapan dgn dtgnya pembalasan tahap kedua yg dimulai dgn terlihatnya gumpalan awan
dan mega hitam yg tebal di atas mereka yg disambutnya dgn sorak-sorai gembira krn
dikiranya bahwa hujan akan segera turun membasahi ladang-ladang dan menyirami
kebun-kebun mereka yg sedang mengalami kekeringan.

Melihat sikap kaum Aad yg sedang bersuka ria itu berkatalah Nabi Hud dgn nada
mengejek: _Mega hitam itu bukanlah mega hitam dan awam rahmat bagi kamu tetapi mega
yg akan membawa kehancuran kamu sebagai pembalasan Allah yg telah ku janjikan dan
kamu ternanti-nanti utk membuktikan kebenaran kata-kataku yg selalu kamu sangkal dan
kamu dusta.
Sejurus kemudian menjadi kenyataanlah apa yg diramalkan oleh Nabi Hud itu bahawa
bukan hujan yg turun dari awan yg tebal itu tetapi angin taufan yg dahsyat dan kencang
disertai bunyi gemuruh yg mencemaskan yg telah merusakkan bangunan-bangunan rumah
dari dasarnya membawa berterbangan semua perabot-perabot dan milik harta benda dan
melempar jauh binatang-binatang ternak. Keadaan kaum Aad menjadi panik mereka berlari
kesana sini hilir mudik mencari perlindungan .Suami tidak tahu di mana isterinya berada
dan ibu juga kehilangan anaknya sedang rumah-rumah menjadi sama rata dgn tanah.
Bencana angin taufan itu berlangsung selama lapan hari tujuh malam sehingga sempat
menyampuh bersih kaum Aad yg congkak itu dan menamatkan riwayatnya dalam keadaan
yg menyedihkan itu utk menjadi pengajaran dan ibrah bagi umat-umat yg akan datang.
Adapun Nabi Hud dan para sahabatnya yg beriman telah mendapat perlindungan Allah dari
bencana yg menimpa kaumnya yg kacau bilau dan tenang seraya melihat keadaan
kaumnya yg kacau bilau mendengar gemuruhnya angin dan bunyi pohon-pohon dan
bangunan-bangunan yg berjatuhan serta teriakan dan tangisan orang yg meminta tolong
dan mohon perlindungan.
Setelah keadaan cuaca kembali tenang dan tanah _ Al-Ahqaf _ sudah menjadi sunyi senyap
dari kaum Aad pergilah Nabi Hud meninggalkan tempatnya berhijrah ke Hadramaut di
mana ia tinggal menghabiskan sisa hidupnya sampai ia wafat dan dimakamkan di sana
dimana hingga sekarang makamnya yg terletak di atas sebuah bukit di suatu tempat lbh
kurang 50 km dari kota Siwun dikunjungi para penziarah yg datang beramai-ramai dari
sekitar daerah itu terutamanya dan bulan Syaaban pada tiap tahun. Kisah Nabi Hud Dalam
Al-Quran
Kisah Nabi Hud diceritakan oleh 68 ayat dalam 10 surah di antaranya surah Hud ayat 50
hingga 60 surah _ Al-Mukminun _ ayat 31 sehingga ayat 41 surah _ Al-Ahqaaf _ ayat 21
sehingga ayat 26 dan surah _ Al-Haaqqah _ ayat 6 7 dan 8. Pengajaran Dari Kisah Nabi Hud
A.S.
Nabi Hud telah memberi contoh dan sistem yg baik yg patut ditiru dan diikuti oleh juru
dakwah dan ahli penerangan agama.Beliau menghadapi kaumnya yg sombong dan keras
kepala itu dgn penuh kesabaran ketabahan dan kelapangan dada. Ia tidak sesekali
membalas ejekan dan kata-kata kasar mereka dgn serupa tetapi menolaknya dgn kata-kata
yg halus yg menunjukkan bahawa beliau dapat menguasai emosinya dan tidak sampai
kehilangan akal atau kesabaran.
Nabi Hud tidak marah dan tidak gusar ketika kaumnya mengejek dgn menuduhnya telah
menjadi gila dan sinting. Ia dgn lemah lembut menolak tuduhan dan ejekan itu dgn hanya
mengata:_Aku tidak gila dan bahawa tuhan-tuhanmu yg kamu sembah tidak dapat
menggangguku atau mengganggu fikiranku sedikit pun tetapi aku ini adalah rasul pesuruh Allah
kepadamu dan betul-betul aku adl seorang penasihat yg jujur bagimu menghendaki
kebaikanmu dan kesejahteraan hidupmu dan agar kamu terhindar dan selamat dari azab
dan seksaan Allah di dunia mahupun di akhirat._
Dalam berdialog dgn kaumnya.Nabi Hud selalu berusaha mengetok hati nurani mereka dan
mengajak mereka berfikir secara rasional menggunakan akal dan fikiran yg sihat dgn
memberikan bukti-bukti yg dapat diterima oleh akal mereka tentang kebenaran dakwahnya
dan kesesatan jalan mereka namun hidayah iu adl dari Allah Dia akan memberinya kepada
siapa yg Dia kehendakinya.